Ramah Lingkungan, Gunungkidul Pilih Daun Jati Bungkus Daging Kurban
Instagram.com / yanto.ryan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gunungkidul, IDN Times - Untuk meminimalkan penggunaan kantong plastik saat pembagian daging hewan kurban, Gunungkidul mempunyai cara unik. Yaitu dengan menggunakan daun jati.
Selain lebih ramah lingkungan, pemilihan daun ini juga telah dilakukan masyarakat di Gunungkidul secara turun temurun.
1. Daun pohon jati digunakan masyarakat Gunungkidul tempo dulu untuk membungkus daging
IDN Times/DaruwaskitaWakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi menjelaskan kantong plastik berwarna hitam adalah kantong plasti daur ulang yang kandungan sangat berbahaya jika sampai masuk ke dalam tubuh manusia sehingga bisa memicu berbagai penyakit.
"Jadi kalau menggunakan kantong plastik apalagi yang warna hitam bisa menimbulkan dua penyakit. Yang pertama penyakit berupa sampah dan yang kedua penyakit yang bisa diderita sesorang. ," katanya, Senin (5/8).
Baca Juga: Kurangi Sampah Plastik, Pemda DIY Imbau Panitia Kurban Sediakan Besek
2. Kantong plastik warna hitam berpotensi menimbulkan penyakit
pixabay.com/wagrati_photoMengemas daging hewan kurban dengan menggunakan daun pohon jati adalah cara lama seperti yang dilakukan masyarakat Gunungkidul tempo dulu.
"Selain ramah lingkungan, jika dibungkus dengan daun pohon jati maka daging sapi atau kambing bisa lebih awet dan lebih enak ketika diolah menjadi menu makanan," ujarnya.
3. Belum ada surat edaran bupati
IDN Times/DaruwaskitaHingga saat ini belum ada surat edaran dari Bupati Gunungkidul terkait pemakaian daun jati sebagai pembungkus daging hewan kurban. Namun bupati telah mengampanyekan pemakaian daun jati.
"Surat edaran penggunaan daun pohon jati untuk membungkus daging kurban memang belum ada, namun bupati sudah mengampanyekan penggunaan daun pohon jati sebagai pembungkus daging kurban," ungkapnya.
Baca Juga: 3 Hal Ini Cara Sederhana Kurangi Sampah Plastik, Sudah Coba?
