Perang Sarung Terjadi di Bantul, Anggota Dewan: Bukan Tradisi Ramadan

Polisi tangkap 7 remaja lakukan perang sarung di Bantul 

Bantul, IDN Times - ‎Anggota DPRD Kabupaten Bantul prihatin dengan aksi tawuran perang sarung yang terjadi di Bantul. Wakil rakyat Bumi Projotamansari ini menegaskan tradisi Ramadan di Bantul tidak mengenal dengan aksi ini. 

Wakil Ketua Komisi D, DPRD Bantul, Yasmuri mengatakan sampai hari ini tidak ditemukan referensi perang sarung merupakan sebuah tradisi yang dilakukan saat bulan Ramadan.

"Di logika saja perang sarung sulit mencari pembenarannya," katanya pada Rabu (6/4/2022).

1. Orangtua harus pastikan anak tidak keluyuran di malam hari

Perang Sarung Terjadi di Bantul, Anggota Dewan: Bukan Tradisi RamadanIlustrasi kejahatan jalanan.Unsplash/Robson Hatsukami Morgan

Aksi perang sarung yang marak belakangan ini, menurut Yasmuri merupakan tanggung jawab bersama. Dibutuhkan kerja sama yang intensif antara polisi, sekolah, dinas pendidikan, serta orangtua dan Pemkab Bantul. 

"Harus ada pemetaan potensi geng pelajar dan karakternya termasuk identifikasi potensi dan area rawan konflik," ucapnya.

Politisi PKB ini menduga maraknya perang sarung, tidak dapat lepas dari pembelajaran daring yang selama ini masih dilakukan di sejumlah sekolah di Bantul. Sehingga menyulitkan sekolah dan guru untuk memantau lingkungan pergaulan siswanya.

"Kami sebagai mitra kerja Disdikpora Bantul juga berharap orang tua murid bisa memastikan anaknya tidak keluyuran saat malam hari, apalagi sampai dini hari. Kejadian tawuran melibatkan anak di bawah umur yang harus dalam pemantauan dan pengawasan orang tua," tegasnya.

Baca Juga: Diduga Perang Sarung, 7 Remaja Diamankan Polsek Bantul

2. Murid terlibat klitih, Disdikpora Bantul persilakan nama sekolah ditulis

Perang Sarung Terjadi di Bantul, Anggota Dewan: Bukan Tradisi RamadanKepala Disdikpora Bantul, Isdarmoko. (IDN Times/Daruwaskita)

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Pemkab Bantul, Isdarmoko mengatakan tidak akan mempermasalahkan penyebutan institusi sekolah terdapat murid yang terlibat perang sarung dan kejahatan jalanan.

"Silakan menyebut atau menulis remaja itu mengenyam pendidikan dimana, jika memang sudah ada kepastian," katanya, Rabu (6/4/2022).

Jika terdapat pihak sekolah yang tidak terima nama sekolah disebut, maka dirinya siap untuk berkomunikasi dengan kepala sekolah yang bersangkutan.

"Kalau datanya akurat dan benar, gak papa nama sekolah dari murid yang terlibat kejahatan jalanan itu ditulis. Nanti kalau kepala sekolah gak terima paling konfirmasi ke saya," tuturnya.

Isdarmoko mengaku dalam waktu dekat segera mengumpulkan para kepala sekolah. "Kepala sekolah agar waspada, orang tua siswa juga dan termasuk membicarakan permasalahan tawuran pelajar hingga antisipasinya. Jangan sampai ada kasus yang terulang kembali," ujarnya.

3. 7 remaja di Bantul ditangkap

Perang Sarung Terjadi di Bantul, Anggota Dewan: Bukan Tradisi RamadanKapolsek Bantul, AKBP Ayom.(IDN Times/Daruwaskita)

‎Sebelumnya tujuh remaja yang diduga melakukan perang sarung dengan kelompok remaja lainnya ditangkap oleh jajaran Polsek Bantul di utara Simpang Empat Manding, Jalan Parangtritis, pada Rabu (6/4/2022) sekitar pukul 03.06 WIB.

Kapolsek Bantul, AKBP Ayom, mengatakan tujuh remaja yang ditangkap di antaranya GL (17) pelajar SMK warga Kapanewon Sewon, HT (18) pelajar SMK warga Kapanewon Imogiri, RK (19) warga Kapanewon, GA (18), VN (20), VA (18) dan PT (20) yang keempatnya semuanya merupakan warga Kapanewon Sewon.

"Dari tujuh remaja yang kita amankan enam remaja warga Kapanewon Sewon dan hanya satu remaja yang merupakan warga Kapanewon Imogiri. Sebagian remaja merupakan anak di bawah umur dan masih berstatus pelajar," katanya di Mapolsek Bantul, Rabu (6/4/2022).

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya