Pasien Enggan Periksa, Kasus TBC di Bantul Bak Gunung Es

Penyakit TBC masih dianggap aib di masyarakat

Bantul, IDN Times - ‎Dinas Kesehatan Bantul menyebut penyakit Tuberkulosis (TBC) di Bumi Handayani seperti fenomena gunung es. Hal ini karena masih adanya stigma negatif terhadap pasien TBC, sehingga penderita enggan memeriksakan diri. Oleh karenanya, dibutuhkan kerja keras semua pihak untuk mengungkap kasus TBC.

1. Triwulan pertama tahun 2023 ditemukan 321 kasus dari target 1.950 kasus‎

Pasien Enggan Periksa, Kasus TBC di Bantul Bak Gunung EsKepala Seksi Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Bantul, dr. Abednego Dani Nugroho.(IDN Times/Daruwaskita)

Kasi Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Bantul, dr. Abednego Dani Nugroho mengatakan data para triwulan pertama tahun 2023 atau Januari-Maret terdapat 321 kasus dari target 1.950 kasus TBC.

"Jadi masih banyak yang belum kita temukan warga Bantul yang menderita TBC," katanya Rabu (31/5/2023).

Menurutnya kondisi pada triwulan pertama tahun 2023 ini mirip temuan kasus TBC pada tahun 2022 yakni sebanyak 1.491 temuan dari target sebanyak 2.850 kasus. Demikian pula 2021 dari target 2.434 kasus, hanya ditemukan 685 kasus. Sedangkan pada 2020 dari 2.434 target, hanya ditemukan sebanyak 707 kasus atau temuan.

"Kondisi TBC di Bantul ini ibarat fenomena gunung es. Kasus yang ditemukan sedikit dari kasus sebenarnya yang ada," ujarnya.

2. Dinkes gencarkan sosialisasi dan skrining TBC‎

Pasien Enggan Periksa, Kasus TBC di Bantul Bak Gunung EsIlustrasi sosialisasi dan skrining TBC dengan menyasar warga ponpes. (IDN Times/Daruwaskita)

Abed menjelaskan masih banyak warga yang enggan untuk memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan. Hal ini karena penyakit TBC masih dianggap sebagai aib.

"Kita dari Dinkes tak henti-hentinya melakukan sosialisasi terkait TBC dengan sasaran pondok pesantren. Di mana ponpes terdapat banyak orang dari berbagai daerah yang sangat mungkin membawa penyakit dan ditularkan kepada warga ponpes yang lainnya," ucapnya.

Baca Juga: Temuan Kasus TBC di DIY Tahun 2022, Mencapai 5.400 Penderita   

3. Obat-obatan untuk pasien TBC gratis

Pasien Enggan Periksa, Kasus TBC di Bantul Bak Gunung EsDirektur SSR Sinergi Indonesia sebuah lembaga yang peduli terhadap TBC, Nurcholis Majid.(IDN Times/Daruwaskita)

Senada dengan Abed, Direktur SSR Sinergi Indonesia, sebuah lembaga yang peduli terhadap TBC, Nurcholis Majid, mengatakan temuan kasus TBC di beberapa tempat maksimal baru 70 persen, bahkan ada yang baru 30 persen. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan petugas untuk melakukan skrining. Oleh karena pihaknya bersama dengan Dinas Kesehatan Bantul berusaha melakukan sosialisasi dan juga skrining TBC dengan sasaran seperti pondok pesantren.

"Kami terjunkan relawan kami untuk melakukan skrining dan sosialisasi terkait penyakit TBC seperti di Ponpes Nurul Iman, Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul," ungkapnya.

Menurutnya, pasien yang dinyatakan positif TBC harus selalu mengonsumsi obat dan perlu pendamping menelan obat yang bisa dilakukan oleh pihak keluarga. Sebab ketika pasien lupa tidak menelan obat sekali saja maka proses pengobatan harus dimulai dari awal lagi dan berpotensi pasien kebal terhadap obat yang diberikan.

"Tapi di Bantul ini ketika ada pasien yang ketahuan positif TBC sudah ada SOP ada orang yang menjadi pendamping menelan obat," ungkapnya.

Lebih lanjut Nurcholis Majid menyatakan bahwa saat ini pengobatan pasien TBC tidak perlu biaya sebab obat-obat yang diberikan juga gratis. Namun, diakuinya masih banyak masyarakat yang enggan memeriksakan dirinya mengikuti skrining dan pemeriksaan kesehatan yang juga gratis dari puskesmas karena merasa malu jika nantinya divonis positif TBC. Padahal dengan pengobatan rutin penyakit TBC dalam dua bulan pengobatan tidak lagi menularkan.

"Ya stigma negatif pasien TBC yang akan dikucilkan dijauhkan dari masyarakat ini yang membuat pasien enggan berobat sehingga justru menularkan kepada keluarga dan orang-orang terdekat," ucapnya.‎

Baca Juga: Ratusan Anak di Bantul Ditemukan Positif TBC

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya