Menkes: Bantul Harus Bersiap Hadapi Puncak Omicron

Kenaikan kasus bisa 10 kali lipat dibanding varian Delta

Bantul, IDN Times - ‎Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyebut virus corona varian Omicron sudah masuk ke Indonesia. Transmisi lokal juga sudah terjadi, sehingga kasusnya tidak lagi impor.

"Masyarakat tidak perlu panik, adanya prediksi puncak varian Omicron ini akan terjadi pada bulan Februari hingga Maret 2022 mendatang mengingat kasus Omicron cepat naik dan cepat turun," katanya saat meninjau Vaksinasi Jimpitan Plus di SD Muhammadiyah Jogodayuh, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Jumat (21/1/2022).

Baca Juga: Antisipasi Omicron, RSA UGM Siap Aktifkan Lagi Layanan Isolasi

1. Puncak kasus Omicron‎ terjadi akhir bulan Februari dan awal Maret

Menkes: Bantul Harus Bersiap Hadapi Puncak Omicronilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Menkes menyebutkan, di seluruh dunia Omicron memiliki ciri kenaikan yang cepat dan tinggi. Oleh karena itu, masyarakat harus bersiap-siap adanya kenaikan kasus Omicron di Indonesia. Masyarakat harus siap berperang melawan Omicron hingga bulan Maret 2022. Berperang dalam hal adalah meningkatkan protokol kesehatan hingga vaksinasi booster.

"Kalau saya lihat di negara-negara lain mulai sampai ke puncak 40 hari, jadi puncaknya akhir Februari hingga awal Maret 2022," ucapnya.

2. Saat puncak Omicron, dimungkinkan ada 3–4 ribu warga Bantul yang terpapar dalam sehari

Menkes: Bantul Harus Bersiap Hadapi Puncak Omicronilustrasi seorang pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Lebih jauh, Budi mengatakan kasus Omicron saat ini mencapai 200-300 orang per hari yang tersebar di Jakarta, Banten, Bandung, Surabaya, dan Bali. Kondisinya 60-65 persen tanpa gejala dengan gejala ringan mencapai 30 persen.

"Saat puncak nanti diperkirakan setiap hari ada 2.000 orang yang terpapar Omicron. Ini memang 10 kali lipat dibandingkan puncak varian Delta. Jika di Bantul dulu 300-400 puncaknya Delta maka siap-siap mengantisipasi 3.000-4.000 kasus pasien positif per harinya," ungkapnya.

"Kita minta daerah untuk menyampaikan kondisinya secara jujur kepada masyarakat. Jangan ada yang ditutupi. Mesti dikomunikasikan, naiknya cepat turunnya juga cepat," tambahnya lagi.‎

3. Saat puncak Omicron, RS diprioritaskan untuk pasien yang memiliki komorbid‎

Menkes: Bantul Harus Bersiap Hadapi Puncak OmicronMenteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.(IDN Times/Daruwaskita)

Saat puncak Omicron nanti, Budi meminta daerah memprioritaskan tempat tidur rumah sakit kepada pasien positif COVID-19 yang memiliki komorbid, bergejala berat, dan belum divaksinasi atas dasar kesehatan. Sedangkan yang terpapar ringan, tanpa komorbid disarankan isolasi mandiri di rumah atau seelter.

"RS diprioritaskan untuk pasien positif yang memiliki komorbid, bergejala erat dan belum divaksin karena atas dasar kesehatan," tegasnya.‎

Baca Juga: Dicurigai Varian Omicron, Sleman Kirim 2 Sampel ke Laboratorium UGM 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya