Ma'ruf Amin Incar Kemenangan 70 Persen Suara di Yogyakarta

Memilih pemimpin yang terbaik wajib hukumnya dalam agama‎

Sleman, IDN Times - Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo dalam acara deklarasi Alumni Jogja Satukan Indonesia menyampaikan target perolehan suara di Yogyakarta di atas 70 persen karena pada Pilpres 2014 yang lalu mencapai 56 persen.‎

Kini, ‎calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin juga menyambangi Yogyakarta dan bersilaturahmi dengan santri, kiai dan umat NU di Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Bantul dan Kabupaten Sleman.

Lalu apakah Ketua Umum MUI non-aktif tersebut punya target perolehan suara di Yogyakarta?

Baca Juga: Jokowi: Gak Usah Gede-gede, Jogja Ditargetkan Menang di atas 70 Persen

1. Mengklaim elektabilitas terus bergerak menuju 70 persen‎

Ma'ruf Amin Incar Kemenangan 70 Persen Suara di YogyakartaIDN Times/Daruwaskita

Di acara Istigosah dan Deklarasi Kiai-Santri DIY untuk Kemenangan 01 di Yayasan Nur Iman, Mlangi, Sleman, Yogyakarta, Ma'ruf Amin mengklaim dukungan terhadap dirinya dan Jokowi di Yogyakarta semakin solid.

"Target kita 70 persen dan saat ini sudah bergerak dari 62 persen menuju 70 persen," katanya, Kamis (28/3).

2. Kuatkan kembai ideologi pancasila untuk menjaga NKRI‎

Ma'ruf Amin Incar Kemenangan 70 Persen Suara di YogyakartaIDN Times/Daruwaskita

Ma'ruf juga berpendapat, ada banyak pihak yang berusaha mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Sehingga, dirinya akan terus berusaha menguatkan kembali ideologi Pancasila dan menjaga keutuhan NKRI.

"Menyatukan kembali seluruh bangsa baik yang mendukung atau tidak mendukung supaya tidak lagi friksi-friksi di Indonesia sesuai dengan prinsip Pancasila dan membangun ekonomi termasuk membangun SDM," tuturnya.

3. Tidak memilih berarti mengabaikan kewajiban sesuai agama‎

Ma'ruf Amin Incar Kemenangan 70 Persen Suara di YogyakartaIDN Times/Daruwaskita

Terkait potensi jumlah pemilih golput yang tinggi dalam Pemilu 17 April 2019 mendatang, Ma'ruf Amin mengingatkan bahwa memilih adalah hak dalam hukum negara, namun wajib dalam pendekatan agama.

"Mendirikan pemimpin, memilih pemimpin hukumnya wajib sehingga kalau tidak ikut mengabaikan kewajiban. Kalau ingin memilih pemimpin yang terbaik maka wajib hukumnya dan MUI pun sudah menyuarakannya," tuturnya.‎

Baca Juga: MUI Keluarkan Fatwa Golput Haram, Begini Komentar Ma'ruf Amin

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya