Kevikepan Yogyakarta Barat Ajak Masyarakat Konsumsi Pangan Lokal

Pangan instan turunkan derajat kesehatan masyarakat

Bantul, IDN Times - ‎Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) dan Festival Kebangsaan bertajuk Si Vis Pacem Para Panen digelar di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Ganjuran, Kabupaten, Bantul pada tanggal 28-29 Oktober 2023. 

Peringatan HPS dan Festival Kebangsaan ini mengajak masyarakat untuk peduli terhadap ancaman krisis pangan yang mengancam berbagai negara termasuk Indonesia akibat adanya perang dan juga fenomena El Nino.

1. Pangan yang instan tidak membuat hidup semakin berkualitas‎

Kevikepan Yogyakarta Barat Ajak Masyarakat Konsumsi Pangan LokalVikaris Episkopalis Kevikepan Yogyakarta Barat, Romo AR Yudono Suwondo PR.(IDN Times/Daruwaskita)

Vikaris Episkopalis Kevikepan Yogyakarta Barat, Romo AR Yudono Suwondo PR, mengatakan pangan erat kaitannya dengan kesehatan. Pangan yang instan tidak membuat hidup semakin berkualitas namun justru merosot kualitasnya. Sehingga Vikaris Episkopalis Kevikepan Yogyakarta mengajak masyarakat untuk kembali mengonsumsi pangan lokal yang dihasilkan sendiri dari tanah air sendiri.

"Banyak tanaman pangan lokal seperti tanaman jali yang tidak pernah dilirik lagi padahal gizinya sangat besar sekali. Pertanian organik untuk menghasilkan pangan yang berkualitas," katanya, Sabtu (29/10/2023).

2. Dorong kesetiaan terhadap pangan lokal di masyarakat terus meningkat

Kevikepan Yogyakarta Barat Ajak Masyarakat Konsumsi Pangan LokalIlustrasi pangan lokal. (IDN Times/Daruwaskita)

Menurut Romo Yudono, untuk kembali mengonsumsi pangan lokal yang dihasilkan sendiri, ada perlawanan yang sangat besar, seperti perlawanan ekonomi karena orang inginnya instan dan cepat. Namun, gereja selalu mendorong untuk kesetiaan pada pangan lokal serta terus menerus mengingatkan kepada masyarakat.

"Kita kan tidak mungkin menyampaikan untuk kembali ke pangan lokal jika tidak memberikan inspirasi. Gereja di Indonesia ingin menawarkan inspirasi kepada masyarakat," ucapnya.

Diakuinya untuk menghasilkan pangan lokal tantangannya juga tidak mudah. Pasalnya generasi muda saat ini enggan untuk menjadi petani, lahan-lahan pertanian yang merosot karena alih fungsi lahan untuk kebutuhan rumah dan yang lainnya.

"Ya ini perlombaan, namun kami mengajak yang masih ada dan tersisa yang masih bisa mengembangkan pangan lokal sehingga keberadaan pangan lokal tetap ada dan tidak tergerus dengan pangan instan yang tidak baik untuk kesehatan," ucapnya.

"Kenapa kita mengajak kembali ke pangan lokal karena hal ini terkait dengan kesejahteraan dan juga kesehatan sehingga angka harapan hidup semakin tinggi dengan makan makanan yang sehat," tambahnya lagi.

Baca Juga: Petani di Parangtritis Bantul Rasakan Manfaat Agro Electrifying

3. Apresiasi Pemkab Bantul yang berusaha mempertahankan lahan pertanian

Kevikepan Yogyakarta Barat Ajak Masyarakat Konsumsi Pangan LokalIlustrasi Petani. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Lebih Lanjut, Romo Yudono memberikan apresiasi Pemkab Bantul yang merancang Raperda tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk mempertahankan pertanian seluas 14 ribu hektare dan 4 hektare lahan pertanian cadangan untuk mempertahankan ketahanan pangan di Bumi Projotamansari.

"Saya berharap kabupaten lain di DIY maupun di seluruh Indonesia memilik Perda tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan demi ketahanan pangan," pungkasnya.‎

Baca Juga: Kendalikan Inflasi, Pemda DIY Atur Pola Tanam Produk Pangan 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya