Semester Baru, ISI Yogyakarta Belum Akan Gelar Perkuliahan Luring

Akan lihat perkembangan COVID-19 pada bulan September

Bantul, IDN Times - ‎Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tak akan terburu-buru melakukan perkuliahan secara luring atau tatap muka pada tahun akademik baru 2021/2022.

Rektor ISI Yogyakarta, Agus Burhan, mengaku pihaknya lebih mengedepankan perkuliahan secara blended learning atau pembelajaran bauran, kombinasi antara luring dan daring.

Baca Juga: UGM Berencana Kuliah Tatap Muka, Mahasiswa Harus Penuhi 3 Syarat  

1. Fenomena pandemik tidak perlu disikapi dengan emosional‎

Semester Baru, ISI Yogyakarta Belum Akan Gelar Perkuliahan LuringRektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Agus Burhan. (IDN Times/Daruwaskita)

Agus mengatakan pihaknya ingin melakukan perbaikan dengan sistem pembelajaran selama masa pandemik. Apalagi, di ISI Yogyakarta banyak mata kuliah yang sifatnya praktik sehingga membutuhkan studio agar mahasiswa bisa melakukan praktikum.  Di lain pihak, fenomena pandemik yang justru semakin masif tidak boleh disikapi dengan emosional.

"Sudah banyak contoh akibat kerumunan terjadi banyak penularan COVID-19 seperti yang kini terjadi di Kudus, Jawa Tengah, yang sangat memprihatinkan. Kami tidak ingin karena pembelajaran tatap muka fenomena di Kudus itu terjadi di kita (ISI)," katanya, Rabu (16/6/2021).

2. Siapkan mobiling camera dan studio teleconference

Semester Baru, ISI Yogyakarta Belum Akan Gelar Perkuliahan LuringIlustrasi Kuliah Online (IDN Times/Candra Irawan)

Pada semester depan atau tahun akademik baru, Agus mengatakan mata kuliah yang sifatnya praktikal dilakukan secara blended learning. Sebab, tidak mungkin mata kuliah yang sifatnya praktikum dilakukan secara daring. Oleh karenanya setiap program studi di ISI akan dilengkapi dengan mobiling camera dan di setiap fakultas akan disiapkan studio teleconference.

"Dengan adanya mobiling camera dan studio teleconference maka nantinya pada mata kuliah yang sifatnya praktikal bisa dilakukan secara blended," ungkapnya.

Menurutnya untuk mata kuliah yang melibatkan mahasiswa cukup banyak seperti kuliah umum yang melibatkan lebih dari 100 mahasiswa tetap akan dilakukan secara daring agar terjadi kerumunan.

"Untuk kuliah umum tidak mungkin dilakukan secara luring namun tetap dengan sistem daring," ucapnya.

Di sisi lain kata Agus Burhan, tenaga pendidik (dosen) baru bulan Juni semuanya mendapatkan suntikan vaksin COVID-19. Namun, jika mahasiswanya tidak mendapatkan suntikan vaksin nantinya juga akan berbahaya.

"Apalagi yang sudah divaksinasi pun masih bisa terpapar, apalagi yang belum divaksin nantinya bisa terpapar ataupun justru menularkan. Jadi nanti akan kita tunggu hingga bulan September mendatang," ucapnya.

3. Blended learning menjadi pilihan utama perkuliahan di ISI Yogyakarta‎

Semester Baru, ISI Yogyakarta Belum Akan Gelar Perkuliahan LuringIlustrasi Kuliah Online (IDN Times/Candra Irawan)

Lebih lanjut Agus Burhan mengatakan dari analisis majelis rektor perguruan tinggi negeri yang sudah melakukan rapat bahwa perguruan tinggi tidak bisa menentukan kebijakan sendiri apakah akan luring, daring atau blended learning karena harus mempertimbangkan kondisi COVID-19 di masing-masing kabupaten/kota dan yang tetap harus dilakukan harus seizin satgas COVID-19 di kabupaten/kota masing-masing.

"Jadi kita akan tetap melihat perkembangan COVID-19 pada bulan September mendatang. Namun demikian setidak-tidaknya kita akan menggelar perkuliahan secara blended learning," ujarnya.‎

Baca Juga: Baru Diresmikan, Shelter COVID-19 UII Sudah Diisi 8 OTG

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya