Hingga Awal Februari Jumlah DBD di Bantul Mencapai 160 Kasus

Foging langkah terakhir memberantas nyamuk

Bantul, IDN Times - Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bantul terus meningkat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Bantul, hingga awal Februari 2020 jumlah penderita DBD mencapai 160 kasus. Dari jumlah tersebut tidak ada laporan penderita yang meninggal dunia.

Baca Juga: Ternyata Ikan Cantik Ini Bisa Memutus Mata Rantai Nyamuk DBD

1. Terbanyak kasus DBD di Kecamatan Sewon, Banguntapan, Kasihan, Bantul dan Kecamatan Bambanglipuro

Hingga Awal Februari Jumlah DBD di Bantul Mencapai 160 KasusKepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharja. IDN Times/Daruwaskita

Kepala Dinas Kesehatan, Pemkab Bantul, Agus Budi Raharja mengatakan setiap minggu dinas kesehatan mendapat laporan sekitar enam kasus DBD. Kasus DBD terbanyak berada di Kecamatan Kasihan, Sewon, Banguntapan, Bantul dan  Bambanglipuro.

"Kecamatan Kasihan, Sewon dan Banguntapan merupakan daerah endemis DBD dari tahun ke tahun. Wilayah itu jumlah penduduknya padat dan tingkat migrasi penduduk yang tinggi karena berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta," katanya, Jumat (14/1).

2. Cuaca yang tak menentu penyebab merebaknya wabah DBD‎

Hingga Awal Februari Jumlah DBD di Bantul Mencapai 160 KasusIDN Times/Ayu Afria

Menurutnya merebaknya wabah DBD di Kabupaten Bantul akibat cuaca yang tak menentu, terkadang hujan kemudian panas. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi adalah kebersihan lingkungan.

"Tempat-tempat yang berpotensi untuk bertelur nyamuk kurang diperhatikan," ucapnya.

3. Foging jalan terakhir membasmi nyamuk‎

Hingga Awal Februari Jumlah DBD di Bantul Mencapai 160 KasusPetugas Dinas Kesehatan Bantul melaksanakan foging di Dusun Jogodayuh Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro

Agus berharap dengan merabaknya DBD ini masyarakat harus meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing. Menurut Agus, foging merupakan langkah terakhir yang ditempuh di daerah yang terdapat kasus DBD.

"Foging itu langkah terakhir dan ada kasus DBD di daerah tersebut," ungkapnya.

Lebih jauh Gus Bud panggilan akrab Agus Budi Raharja mengatakan masyarakat juga bisa mendapatkan larvasida yang padat maupun cair yang ada di setiap puskesmas dengan gratis.‎

"Kalau yang pada seratus gram untuk 10 liter. Kalau cair digunakan memakai tetes 10-20 tetes untuk seukuran galon atau 200 liter. Bisa dimasukkan dalam sumur dan di bak dan airnya aman untuk dikonsumsi bila dimasukkan dalam sumur," ungkapnya.‎

Baca Juga: Cegah DBD dan Malaria, Ini 6 Hal Unik Obat Nyamuk Bakar Zaman Dulu

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya