Hilirisasi Tak Maksimal, Ikan dari Nelayan Bantul Tak Sesuai Kebutuhan

Pemkab upayakan perbaikan sarana prasaran

Bantul, IDN TimesHilirisasi ikan laut hasil tangkapan nelayan di Bantul telah dilakukan melalui industri rakyat pengolahan ikan. Ikan diolah menjadi berbagai menu makanan seperti nagget, kaki naga, dan lainnya. Meski begitu, proses hilirisasi ini dinilai belum optimal karena terkendala hasil tangkapan yang tidak sesuai dengan kebutuhan ikan olahan.

1. Hilirisasi masih berkembang

Hilirisasi Tak Maksimal, Ikan dari Nelayan Bantul Tak Sesuai KebutuhanBupati Bantul, Abdul Halim Muslih. (IDN Times/Daruwaskita)

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengatakan industri olahan ikan hasil laut saat ini sedang berkembang di Bumi Projotamansari. Kendati, kendala masih terjadi karena hasil tangkapan tak sesuai dengan kebutuhan.

"Jadi di tempat pengolahan ikan laut Siluang Mina Nisa di Kapanewon Pundong yang memproduksi makanan dari ikan laut sudah ada koneksi antara hulu dan hilirnya," katanya usai mengunjungi rumah produksi pengolahan ikan laut Siluang Mina Nisa, Senin (22/1/2024).

2. Perlu penguatan sarana dan prasarana untuk penangkapan ikan oleh nelayan

Hilirisasi Tak Maksimal, Ikan dari Nelayan Bantul Tak Sesuai Kebutuhanilustrasi nelayan (unsplash.com/Anastasia Palagutina)

Halim mengatakan, perlu ada penguatan di hulu untuk mengatasi kendala tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan sarana dan prasarana penangkapan ikan agar kebutuhan ikan yang diolah oleh industri olahan ikan laut dapat dipenuhi.

"Jadi kalau hasil tangkapan ikan semakin banyak dan sesuai dengan kebutuhan dari industri olah ikan maka bisa diolah sendiri oleh kelompok atau unit usaha lain yang ada di Kabupaten Bantul," tuturnya.

Menurutnya, usaha pengolahan ikan Siluang Mina Nisa prospektif karena pasar masih terbuka dan tinggal meningkatkan skala usahanya.

"Jadi kita harus berpikir pasar dulu baru produksi, jangan dibalik produksi besar-besaran tapi apa yang dilakukan Siluang Mina Nisa sudah tepat. Bahkan mampu menyerap enam tenaga kerja," tuturnya.

Baca Juga: Remaja Tenggelam di Sungai Konteng Bantul Ditemukan Meninggal 

3. Tuna hingga barakuda harus didatangkan dari luar daerah

Hilirisasi Tak Maksimal, Ikan dari Nelayan Bantul Tak Sesuai KebutuhanPemilik industri olahan ikan laut Siluang Mina Nisa, Sudarisman.(IDN Times/Daruwaskita)

Pemilik industri olahan ikan laut Siluang Mina Nisa, Sudarisman, mengakui tidak semua kebutuhan ikan untuk diolah menjadi menjadi menu makanan seperti naget, kaki naga hingga menu makanan lain didapatkan dari nelayan Bantul. Sebagian masih mengandalkan pedagang ikan dari luar Bantul.

"Seperti tuna, barakuda hingga ikan mahe-mahe karena untuk mengolah makanan butuh ikan yang berbeda-beda," katanya. 

"Jadi kalau menandakan ikan hasil tangkapan dari nelayan Bantul sangat kurang. Ikan kita datangkan dari Semarang, Rembang dan bahkan saat ini kita datangkan dari Malang," tambah dia. 
 

Baca Juga: Hujan Lebat dan Angin Kencang di Bantul, 51 Pohon Tumbang

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya