Gending Gajah Seno Iringi Ki Seno Nugroho ke Peristirahatan Terakhir

Gending ini biasa dimainkan saat Ki Seno beristirahat

Bantul, IDN Times - ‎Sekitar pukul 13.00 WIB, peti jenazah dalang kondang Ki Seno Nugroho diberangkatkan dari rumah duka di Dusun Gayam, Desa Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, menuju peristirahatan terakhirnya di pemakaman keluarga Makam Semaki Gede, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

Jenazah Ki Seno sedianya dimakamkan satu liang lahat dengan almarhum bapaknya yakni Ki Suparman yang juga berprofesi sebagai seorang seniman dalang wayang kulit.

Keberangkatan peti jenazah Ki Seno Nugroho diiringi dengan Gending Gajah Seno sesuai permintaan almarhum. Para sinden pengiring Ki Seno Nugroho yang tergabung dalam Wargo Laras tampak tak kuasa menahan air mata saat Gending Gajah Seno dilantunkan.

Ketika peti jenazah Ki Seno dimasukkan ke dalam ambulans, tabuhan gending yang sebelumnya mengalun dengan tenang pun jadi ambyar.

Baca Juga: Ki Seno Nugroho Wafat, Warga Bantul Kehilangan Sosok Benteng Budaya

1. Ki Seno minta diiringi Gending Gajah Seno ketika tiada

Gending Gajah Seno Iringi Ki Seno Nugroho ke Peristirahatan TerakhirPara sinden tak kuat menahan tangis atas kepergian Ki Seno Nugroho. IDN Times/Daruwaskita

Gunawan Widagdo, manajer Ki Seno Nugroho, mengatakan Gending Gajah Seno yang dimainkan untuk mengiringi kepergian Ki Seno merupakan permintaan dari almarhum semasa hidup. 

"Jadi saat ndalang, Ki Seno pesan pada sinden dan wiyogo, ketika dirinya nanti sudah tidak ada tolong diiringi dengan iringan ini (Gending Gajah Seno)," katanya di rumah duka, Rabu (4/11/2020).

Apa yang melatarbelakangi Ki Seno meminta diiringi Gending Gajah Seno, Gunawan mengaku sama sekali tidak mengetahuinya.

"Gending Gajah Seno itu ciptaan Pak Joko Porong," katanya.

2. Gending Gajah Seno adalah pengisi saat Ki Seno istirahat di tengah pentas mendalang‎

Gending Gajah Seno Iringi Ki Seno Nugroho ke Peristirahatan TerakhirJoko Porong pencipta gending gajah seno

Senada dengan Gunawan, sang pencipta Gending Gajah Seno, Joko Porong, mengatakan tak mengetahui alasan Ki Seno memilih gending ciptaannya sebagai lagu pengiring kepergiannya. Gending Gajah Seno sebenarnya sebagai pengisi waktu saat Ki Seno istirahat di tengah pentas.

"Nama (Gending Gajah Seno) itu tidak terkait dengan nama Ki Seno karena saya menciptakan gending itu 2-3 tahun yang lalu karena Ki Seno ingin membuat inovasi-inovasi gending di dalam kebutuhan pakelirannya," ucapnya.

"Beliau hanya minta tolong buatkan gending yang bisa buat saya istirahat," tambah Joko lagi.

3. Ki Seno wafat di saat masa keemasannya

Gending Gajah Seno Iringi Ki Seno Nugroho ke Peristirahatan TerakhirKi Seno Nugroho saat pentas wayang kulit. www.facebook/Amir Syarifudin

Kepergian Ki Seno bagi penggemarnya saat berada di masa kejayaannya sebagai seorang seniman dalang. Ki Seno seorang dalang yang bisa memadukan gagrak Yogyakarta dan Surakarta. Dengan prestasinya ini, Ki Seno bahkan memainkan wayang kulit hingga Eropa.

Nama Ki Seno juga populer lewat Wayang Climen yang dia tampilkan lewat kanal Youtube miliknya sejak pertengahan tahun lalu. Tayangan Wayang Climen memberi bukti bahwa pendemik tidak menghalangi dirinya untuk berkarya untuk melestarikan budaya dan juga menyasar pada generasi Millennial.‎

Baca Juga: Briptu Ima, Desingan Peluru, dan Misi Kemanusiaan di Negara Berkonflik

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya