Data Harian COVID-19 antara DIY dan Bantul Berbeda, Apa Penyebabnya?

Beda data namun penanganan tetap sama

Bantul, IDN Times - Dalam lima hari terakhir, mulai Senin (11/1/2021) hingga Jumat (15/1/2021), data harian perkembangan COVID-19 yang diunggah oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Pemerintah Kabupaten Bantul mengalami perbedaan yang cukup signifikan.

Data yang diunggah dalam laman corona.jogjaprov.go.id pada hari Senin (11/1), jumlah penambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 140 kasus dengan kasus sembuh 20 orang. Sementara, dalam laman corona.bantulkab.go.id jumlah penambahan kasus konfirmasi positif mencapai 95, kasus sembuh sebanyak 27 orang.

Pada hari Selasa (12/1), jumlah penambahan kasus konfirmasi positif yang diunggah Pemda DIY mencapai 117 dengan kasus sembuh 43 orang. Sedangkan data yang diunggah oleh Pemkab Bantul penambahan kasus konfirmasi positif mencapai 110 dan kasus sembuh 51 orang.

Pada hari Rabu (13/1) penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 yang diunggah Pemda DIY mencapai 155 dengan kasus sembuh sebanyak 69 orang, sementara data yang diunggah Pemkab Bantul kasus konfirmasi positif COVID-19 bertambah 112 dengan kasus sembuh 99 orang.

Sedangkan pada hari Kamis (14/2) penambangan kasus konfirmasi positif COVID-19 sebanyak 125 kasus dengan kasus sembuh sebanyak 115 orang. Pemkab Bantul sendiri mengunggah penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 mencapai 182 kasus dengan kasus sembuh mencapai 119.

Pada Jumat (15/1) Pemkab Bantul mengeluarkan jumlah kasus penambahan konfirmasi positif COVID-19 mencapai 106 kasus sedangkan kasus sembuh mencapai 35 orang. Sedangkan Pemda DIY menyatakan tambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 mencapai 84 kasus dengan jumlah kasus sembuh seluruhnya mencapai 34 orang.

Lantas, apa yang menyebabkan perbedaan data tersebut dan bagaimana pemkab Bantul menyikapinya?

Baca Juga: Jumlah Vaksin Terbatas, Nakes di Bantul Terpaksa Disuntik Februari  

1. Waktu cut off jadi penyebab perbedaan data

Data Harian COVID-19 antara DIY dan Bantul Berbeda, Apa Penyebabnya?Penambahan kasus positif COVID-19 capai 180 kasus pada Jumat (8/1/2021). Instagram@pemkabbantul

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bantul, dr. Sri Wahyu Joko Santosa, mengatakan perbedaan data tersebut disebabkan karena data harian COVID-19 yang dikirim ke Pemda DIY untuk pemerintah pusat adalah data sampai pukul 12.00 WIB. Data yang dikirim ke pemerintah pusat selanjutnya diolah dan dikirim kembali ke Pemda DIY kemudian diumumkan ke masyarakat pada pukul 16.00 WIB setiap harinya. 

Sementara, Pemkab Bantul sendiri masih mengambil data harian COVID-19 sampai pukul 15.30 WIB. Hal ini yang menyebabkan adanya perbedaan jumlah kasus konfirmasi dan kasus sembuh antara yang diumumkan oleh Pemda DIY dan Pemkab Bantul.

"Jadi data terbaru yang lebih dari pukul 12.00 WIB sampai jam 15.30 WIB baru akan dikirim hari berikutnya dan akan menjadi data pada hari berikutnya. Sementara Pemkab Bantul sendiri tetap menaikkan data perkembangan COVID-19 hingga data terakhir pukul 15.30 WIB," terangnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (15/1/2021).

2. Data pasien positif COVID-19 yang periksa mandiri langsung dikirim ke pusat

Data Harian COVID-19 antara DIY dan Bantul Berbeda, Apa Penyebabnya?Ilustrasi swab antigen (IDN Times/Mela Hapsari)

Dr. Oki, sapaan akrab Sri Wahyu Joko Santosa, mengatakan data dari Pemda DIY dan Pemkab Bantul bisa juga berbeda karena saat ini banyak warga yang melakukan uji swab secara mandiri. Menurutnya, fasilitas kesehatan memberikan hasil uji swab langsung ke pemerintah pusat, bukan ke kabupaten atau kota. Sehingga, kabupaten atau kota baru mengetahui setelah ada pengumuman dari pemerintah pusat.

"Jadi bagi kita, perbedaan data itu tidak masalah selama penanganan kasus masih sama," ujarnya.

3. Layanan poliklinik sore dan malam tutup karena nakes digeser ke bangsal COVID-19

Data Harian COVID-19 antara DIY dan Bantul Berbeda, Apa Penyebabnya?IDN Times/Daruwaskita

Oki mengakui meski terdapat perbedaan namun terdapat tren kenaikan konfirmasi positif COVID-19 selain hasil dari tracing serta swab yang kini marak dilakukan secara mandiri. Saat ini, rumah sakit rujukan di Bantul juga telah menambah tempat tidur untuk pasien COVID-19 kategori sedang dan berat seperti RSUD Panembahan Senopati Bantul yang kini tersedia 31 tempat tidur, RS PKU Bantul tersedia 18 kursi.

"Karena permintaan tambahan nakes yang diajukan tidak sesuai dengan penambahan jumlah tempat tidur yang ada, maka rumah sakit memaksimalkan nakes yang ada. Konsekuensinya, pelayanan poliklinik untuk sore dan malam untuk sementara ditutup dan nakes bekerja di bagian bangsal COVID-19," ucapnya.

4. Rumah dinilai belum layak untuk isolasi sehingga perlu perbanyak shelter

Data Harian COVID-19 antara DIY dan Bantul Berbeda, Apa Penyebabnya?Gedung karantina untuk pendatang dan pemudik di Desa Sumbermulyo. IDN Times/Daruwaskita

Sementara, lanjut Oki, pasien positif COVID-19 kategori ringan dan tanpa gejala bisa ditangani di shelter-shelter milik PemkabBantul. Namun karena jumlah tempat tidur yang semakin tipis, Dinkes meminta Bupati Bantul untuk membuat kebijakan untuk menghidupkan shelter yang ada di tingkatkalurahan atau padukuhan.

Dengan begitu, warga yang positif COVID-19 bisa menjalani isolasi mandiri di shelter. Karena jika isolasi mandiri di rumah, rumah tersebut belum memenuhi standar untuk isolasi mandiri.

"Jangan sampai isolasi mandiri di rumah justru kontak dengan anggota keluarga lainnya yang justru bisa terpapar COVID-19," ucapnya.

5. Kasus positif COVID-19 cepat terungkap berkat mobil PCR milik Bantul

Data Harian COVID-19 antara DIY dan Bantul Berbeda, Apa Penyebabnya?Mobil PCR Pemkab Bantul siap beroperasi. IDN Times/Daruwaskita

Lebih jauh tinggi, Oki mengatakan penambahan kasus COVID-19 hal juga dipicu dengan masifnya tracing yang dilakukan oleh petugas. Ketika ditemukan orang yang kontak erat dan bergejala langsung dilakukan uji swab dengan memanfaatkan mobil PCR milik Dinkes Bantul yang hasilnya bisa diketahui dalam hitungan jam.

"Kalau mobil PCR milik kita bisa memeriksa hingga 100-an sampel dari warga Bantul saja, namun untuk BBTKLPP bisa memeriksa 400-an sampel. Namun (sampelnya) dari seluruh DIY bahkan Jawa Tengah," tuturnya. 

Baca Juga: PTKM Diberlakukan, Kuota Layanan SIM hingga E-KTP di Bantul Dikurangi

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya