Budidaya Lobster Laut di Bantul Punya Nilai Ekonomis Tinggi

Lobster laut bisa dihargai hingga Rp1 per ekor

Bantul, IDN Times - Warga pesisir pantai Selatan Bantul, tepatnya di Padukuhan Tegalrejo, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, mulai melakukan budidaya lobster laut. Komoditas ini disebut memiliki nilai ekonomis jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar.

1. Benur diperoleh dari laut selatan Bantul

Budidaya Lobster Laut di Bantul Punya Nilai Ekonomis TinggiWarga pesisir Bantul melakukan budidaya lobster laut. (Dok. Diskominfo Bantul)

Budidaya lobster laut tersebut dilakukan warga dengan bimbingan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkab Bantul. Salah satu pembudidaya, Sancoko, mengatakan dirinya mulai mencoba budidaya lobster laut sekitar dua bulan lalu. Benur atau bibit lobsternya berasal dari laut selatan Bantul.

"Bibitnya cari sendiri di laut kemudian kita budidayakan pada kolam yang berisi air laut dilengkapi dengan alat pengatur sirkulasi air dan oksigen agar lobster tetap bisa hidup," ucapnya, Rabu (17/1/2024).

2. Pakan lobster mudah didapat dan harga murah

Budidaya Lobster Laut di Bantul Punya Nilai Ekonomis TinggiWarga pesisir Bantul melakukan budidaya lobster laut. (IDN Times/Daruwaskita )

Uji coba budidaya lobster laut ini menggunakan empat kolam. Masing-masing kolam diisi 25 ekor benur dan hingga usia dua bulan memiliki bobot sekitar satu ons.

"Dalam sehari saya kasih makan potongan ikan laut yang harga paling murah sendiri dan tidak laku di pasar seperti ikan teri laut yang harga per kilogramnya hanya Rp3 ribu," ucap Sancoko.

Menurutnya, pertumbuhan lobster bisa dipacu lebih cepat. Namun, hal ini terkendala alat sirkulasi air dan oksigen yang membutuhkan kapasitas lebih besar. Sebab, dengan pakan yang jumlahnya banyak, air di kolam cepat kotor dan kadar oksigen di air juga menurun.

"Jadi saat ini saya batasi sehari hanya makan sekitar 0,5 kilogram potongan ikan saja. Kalau ditambah pakannya maka kolam cepat kotor dan kadar oksigen juga turun," katanya.

Sancoko mengaku tertarik untuk budidaya lobster laut sebab sangat menjanjikan dan belum banyak warga yang melakukannya. Sebab, usaha ini memang butuh belajar dan peralatan yang harganya tak murah.

"Saya mengawali budidaya lobster laut sebab untuk bibit bisa menangkap sendiri di laut atau membeli dari nelayan yang biasa berburu benur untuk dijual," ujarnya. "Untuk bobot lobster yang boleh dijual minimal 1,5 ons. Di bawah itu maka akan kena sanksi hukum dan harganya juga masih rendah di pasaran."

Baca Juga: Pendaftar Pemilih Tambahan di Bantul Ingin Nyoblos di TPS Dekat Obwis

3. Budidaya lobster laut untuk memaksimalkan potensi kekayaan laut Bantul

Budidaya Lobster Laut di Bantul Punya Nilai Ekonomis TinggiWarga pesisir Bantul melakukan budidaya lobster laut. (Dok. Diskominfo Bantul)

Pada kesempatan yang sama, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengatakan budidaya lobster merupakan hal baru yang harus dicoba, mengingat Bantul memiliki kekayaan laut yang belum maksimal dimanfaatkan.

"Mudah-mudahan kalau budidaya lobster laut ini berhasil, akan kita bentuk kelompok-kelompok pembudidaya lobster laut dengan harapan ekonomi akan meningkat di sektor kelautan kita dan kesejahteraan nelayan yang akan mengelola dengan skala yang lebih besar bisa terwujud," katanya.

Lebih lanjut, Halim mengatakan keberadaan Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai organisasi perangkat daerah (OPD) baru diharapkan bisa mengoptimalkan pengelolaan kekayaan laut yang dimiliki oleh Bantul, termasuk budidaya lobster laut. Lobster laut merupakan komoditas dengan harga yang cukup mahal, bahkan bisa mencapai Rp1 juta per ekor, tergantung bobot dan jenis lobsternya.

"Jadi kan benur kita dapat dari laut Bantul, kemudian dibesarkan di darat dan tanda-tanda keberhasilannya sudah terlihat dengan pertumbuhan berat dari lobster maka harus terus dikembangkan," pungkas Halim.

Baca Juga: Cegah Kasus Polio, Dinkes DIY Gencarkan Imunisasi dan PHBS

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya