Berawal dari Racikan Teh Herbal, Produksi Dian Moncer saat Pandemik   

Saat ini telah mempunyai pabrik kecil di rumah

Bantul, IDN Times - ‎Berawal dari hobi berjualan dan mencoba produksi minuman teh herbal dari rosela di tahun 2008 silam, usaha Herdiana Dewi Utari terus berkembang. Saat COVID-19 meruntuhkan sektor ekonomi, penjualan produk minuman herbal perempuan berusia 49 tahun ini tetap bertahan bahkan meningkat hingga 30 persen.

2. Produk teh rosela telah dijual di seluruh Indonesia

Berawal dari Racikan Teh Herbal, Produksi Dian Moncer saat Pandemik   Herdiana Dewi Utari (49) pemilik dari CV.Dewi Makmur salah satu UMKM di Bantul yang memproduksi minuman herbal.(IDN Times/Daruwaskita)

Ditemui di rumah produksi minuman herbal di Padukuhan Tegal Kenongo, Kalurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Bantul pada Senin (11/4/2022) petang, Herdiana bercerita awal mula merintis usaha produksi minuman herbal yang kini sudah dijual di toko kelontong hingga swalayan besar di berbagai kota besar di Indonesia.

"Ya awalnya itu, saya suka jualan, kemudian di tahun 2008 baru booming produk yang menggunakan bahan baku rosela. Kemudian saya mencoba memproduksi teh herbal dari rosela ternyata peminatnya banyak," katanya.

2. Dalam waktu 2 tahun, miliki 5 pegawai

Berawal dari Racikan Teh Herbal, Produksi Dian Moncer saat Pandemik   Pendirian CV Dewi Makmur untuk mempermudah dalam pemasaran produk minuman herbal.(IDN Times/Daruwaskita)

Semakin banyaknya produk teh herbal dari daun rosela, kata perempuan yang disapa akrab Dian ini, akhirnya membuat sebuah CV, agar produknya bisa lancar masuk ke swalayan. "Akhirnya tahun 2010 saya membuat CV dengan nama CV. Dewi Makmur dengan produk yang dinamakan Dewiti," ujarnya.

Seiring waktu, Dian memproduksi lebih banyak produk teh dari bahan daun kelor, buah sirsat dan daun jati cina. Bahkan ia telah mempunyai lima pegawai. 

"Awal tahun 2008 hingga 2010, saya mempekerjakan lima orang dan semuanya merupakan tetangga rumah saja," ucapnya.

Baca Juga: Masjid Jogokariyan Siapkan 3 Ribu Takjil, Ada Tongseng hingga Bistik  

Baca Juga: Migor Mahal, Perajin Minyak Kelapa di Bantul Kecipratan Rejeki

3. Mempunyai pabrik pengolahan herbal di rumah

Berawal dari Racikan Teh Herbal, Produksi Dian Moncer saat Pandemik   Peralatan untuk mengemas minuman herbal produk dari Dewiti di Bantul.(IDN Times/Daruwaskita

Seiring berjalannya waktu dan penjualan yang terus meningkat hingga 70 persen, Dian mulai mengikuti sejumlah pameran di berbagai kota.

"Tahun 2017, saya mengikuti pameran produk makanan dan ketemu Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) yang hingga sampai saat masih memberikan bimbingan dan pendampingan agar usaha terus berkembang dan maju," tuturnya.

"Dari pendampingan YDBA ini, usaha yang saya geluti tidak hanya mendapatkan izin usaha rumahan namun juga mendapatkan izin usaha dari BPOM untuk semua produk herbal dari Dewiti," ungkapnya.

Dian bahkan bisa membuat pabrik kecil di rumah untuk membuat produk minuman herbal dalam bentuk kemasan celup yang tak kalah dengan produk yang diproduksi pabrik besar.‎

Strategi penjualan yang awalnya hanya offline, kini mulaia merambah secara daring dengan kemasan produk yang lebih menarik. 

"Dulu saya jualan banyak ke offline, masuk swalayan maupun titip ke toko oleh-oleh. Namun setelah COVID-19 kini beralih ke penjualan secara daring. Promosi produk juga melalui media sosial dan melalui marker place yang setiap minggunya terus diperbaharui," tuturnya.

4. Dari usaha jualan minuman herbal mampu menggaji 12 karyawan dan membiayai sekolah anak

Berawal dari Racikan Teh Herbal, Produksi Dian Moncer saat Pandemik   Sejumlah karyawan sedang membungkus produk minuman herbal dalam bentuk celup.(IDN Times/Daruwaskita)

Usaha yang dirintis tahun 2008 silam, kini berkembang dengan 12 karyawan dan telah memiliki ratusan reseller yang tersebar di Indonesia. 

"Ya saya bersyukur bisa menggaji 12 karyawan, dan membiayai pendidikan anak-anak. Saya bisa berguna bagi keluarga dan orang lain dan membuat orang menjadi sehat ketika mengkonsumsi produk dari Dewiti," ucapnya.

Ditanya omzet per bulannya, Dian enggan menjawabnya dengan pasti namun cukup untuk membayar gaji 12 karyawan dan membiayai pendidikan anak hingga tamat kuliah.

"Ya pasti ada keuntungan namun itu rahasialah, yang penting bisa membantu banyak orang," pungkasnya.

5. YDBA beri pendampingan UMKM di DIY sejak tahun 2012

Berawal dari Racikan Teh Herbal, Produksi Dian Moncer saat Pandemik   Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Sigit P. Kumala (kanan).(IDN Times/Daruwaskita)

Sementara itu Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Sigit P. Kumala mengatakan YDBA yang hadir sejak tahun 2012 di Yogyakarta melakukan pembinaan UMKM dalam bidang manufaktur atau bengkel, pertanian atau perkebunan, kuliner serta kerajinan. 

"Sesuai filosofi Astra yakni Sejahtera Bersama Bangsa sehingga tidak ingin sejahtera sendiri, namun juga masyarakat sekitarnya, seperti memberikan pendampingan pada UMKM seperti UMKM yang ada di Bantul ini," ucapnya.‎

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya