Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Bantul Kekurangan Pasokan Ikan, Per Tahun Capai 17 Ribu Ton

Ikan-ikan segar yang dijual di pasar tradisional. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Ikan-ikan segar yang dijual di pasar tradisional. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Bantul, IDN Times - ‎Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bantul menyebut produksi ikan, masih didominasi oleh produksi budidaya ikan darat dibanding hasil tangkapan ikan laut.

1. Alat tangkap minim, jangkauan nelayan terbatas

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Bantul, Istriyani.(IDN Times/Daruwaskita)
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Bantul, Istriyani.(IDN Times/Daruwaskita)

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Bantul, Istriyani mengatakan dari sekitar 14 ribu ton produksi ikan, sebanyak 400 ton berasal dari hasil tangkapan laut. Sisanya berasal dari produksi budidaya ikan darat.

"Kenapa hasil produksi ikan laut masih minim? Karena alat tangkap nelayan di Bantul hanya menggunakan perahu tempel sehingga jangkauannya hanya terbatas," katanya, Jumat (24/11/2023).

2. 17 ribu ton ikan harus didatangkan dari luar Bantul

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

DKP Bantul menargetkan konsumsi ikan mencapai 31,7 kilogram per kapita per tahun. Dalam satu tahun membutuhkan ikan sebanyak 31,7 ton ikan. 

"Artinya kekurangan kita hampir 17 ribu ton ikan, harus didatangkan dari luar daerah. Sehingga kita pacu produksi ikan dengan teknologi," ungkapnya.

3. Budidaya ikan lele paling cocok untuk wilayah Bantul‎

Ilustrasi ikan lele (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Ilustrasi ikan lele (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Istriyani mengaku untuk mengantisipasi penurunan produksi ikan terutama budidaya ikan darat, pihaknya mengeluarkan petunjuk budidaya ikan yang cocok di musim kemarau.

"Jadi budidaya ikan paling banyak ikan lele sehingga dampaknya tidak begitu ekstrim. Nah budidaya yang didominasi ikan lele dengan menggunakan air sumur tidak terpengaruh," tandasnya.

Share
Editorial Team