Bank Sampah Amanah Bantul Sulap Sisa Sampah Jadi Briket

Untuk menjadikan 10 kilogram briket butuh 50 kilogram sampah

Bantul, IDN Times - ‎Darurat sampah di Kabupaten Bantul dimanfaatkan oleh Bank Sampah Amanah untuk menghasilkan briket. Berlokasi di Padukuhan Besole, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, bank ini mengolah sampah organik dan nonorganik menjadi briket, pengganti bahan bakar gas. 

 

1. Bank Sampah Amanah menampung sampah dari masyarakat Kalurahan Poncosari

Bank Sampah Amanah Bantul Sulap Sisa Sampah Jadi BriketIlustrasi sampah plastik (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Dukuh Besole, Daryanto mengatakan Bank Sampah Amanah berdiri sekitar empat bulan lalu, yang diawali dari BUMDes Kalurahan Poncosari. Samapah diambil dari warga dan ditampung di BUMDes Kalurahan.

"‎Bank Sampah Amanah menampung sampah dari warga dan dipilah. Sampah yang laku, ya dijual. Kemudian sampah yang tidak laku dibuat menjadi campuran briket," katanya kepada IDN Times saat ditemui di Bank Sampah Amanah, Senin (30/10/2023).

2. Terima bantuan alat untuk memproses dan membuat briket sampah

Bank Sampah Amanah Bantul Sulap Sisa Sampah Jadi BriketAlat untuk memproses sampah menjadi bahan briket sampah.(IDN Times/Daruwaskita)

Gayung bersambut, sebuah perusahaan BUMN memberikan bantun alat untuk membuat briket di bulan ini. Warga juga diberi pelatihan cara mengoperasikan alat pembuat briket.

"Ya kalau kita beli alat sendiri, jelas tidak kuat sebab harganya lumayan mahal yakni Rp50 juta. Alat terdiri oven yang bisa suhunya mencapai 600 derajat, alat pengering dan alat pencetak briket," ucapnya.

"Ya kita berharap dengan briket sampah ini bisa menjadi solusi darurat sampah dan juga meningkatkan pendapatan warga," imbuhnya.

3. Sisa sampah diolah menjadi briket sampa‎h

Bank Sampah Amanah Bantul Sulap Sisa Sampah Jadi BriketProses pembuatan briket dari residu sampah di Bank Amanah Sampah, Poncosari, Srandakan, Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Bendahara Bank Sampah Amanah, Surani mengatakan bahan pembuatan briket sampah berasal dari sampah organik dan nonorganik, bahkan batok dan kulit buah kelapa, ranting dan daun hingga residu sampah yang tak punya nilai ekonomis.

"Prinsipnya semua sampah bisa diolah menjadi briket sampah. Kami utamakan residu sampah, sebab sampah yang punya nilai ekonomis sudah ada pihak yang membelinya," ungkapnya.

Namun briket yang diolah dari plastik, tidak dapat digunakan untuk memasak masakan yang dikonsumsi manusia. Melainkan hanya dikonsumsi oleh binatang, misalnya memasak dedek.  

"Makanya kita lebih banyak mengolah briket sampah dari bahan seperti ranting kayu, daun-daun, kulit buah kelapa, kulit kacang yang cukup melimpah dan tidak sulit untuk mendapatkannya," ujarnya.‎

4. Proses pengolahan sampah menjadi briket‎

Bank Sampah Amanah Bantul Sulap Sisa Sampah Jadi BriketHasil produksi briket dari residu sampah.(IDN Times/Daruwaskita)

Untuk menjadikan 10 kilogram briket sampah, kata Surani dibutuhkan sampah sekitar 50 kilogram. Sampah diolah dalam oven dan alat pengering akan menghasilkan bentuk seperti arang, kemudian dimasukkan dalam mesin pencacah hingga menghasilkan serbuk yang lembut. Setelah itu dicampur dengan lem kanji dengan takaran tertentu, diaduk dan siap dimasukkan dalam alat pencetak briket.

"Jadi memang kendala kita adalah di alat pencetak briket, terkadang dinamo panas dan harus berhenti sementara memproduksi briket menunggu mesin tak lagi panas," ucapnya.‎

Surani menceritakan ketika ia mencoba memasak air dengan briket sampah, api yang dihasilkan berwarna biru dan nyalanya stabil.

"Harganya memang belum kita tentukan per kilogramnya. Sejumlah pedagang makanan berminat untuk membeli briket sampah karena nyalanya stabil dan lebih irit dibandingkan menggunakan gas elpiji ataupun kayu bakar," pungkasnya.‎

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya