Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Guru Besar Ilmu Komunikasi UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, Prof. Puji Lestari (tengah) saat mengenalkan teori komunikasi hati.
Guru Besar Ilmu Komunikasi UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, Prof. Puji Lestari (tengah) saat mengenalkan teori komunikasi hati. (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Komunikasi hati yang penuh makna dapat mengarahkan sikap positif dan perilaku positif di era digital, membentuk kebiasaan baik yang mendatangkan nasib baik.

  • Pelajar wajib menerapkan komunikasi hati dalam keseharian sebagai upaya mencegah perilaku bullying di era digital.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times – Sejumlah kasus cyberbullying ditemukan di 31 SMA/SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Temuan tersebut berangkat dari hasil riset hibah Dikti, Guru Besar Ilmu Komunikasi UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, Prof. Puji Lestari.

Berdasar kajian tahun 2024, kasus bullying ditemukan di hampir seluruh sekolah SMA/SMK yang menjadi responden penelitian atau 31 sekolah SMA/SMK di 4 Kabupaten kota di DIY.

Temuan tersebut diperkuat dengan hasil temuan Riset Hibah Terapan Dikti tahun 2025 yang diketuai oleh Prof. Puji melalui FGD bekerja sama dengan Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (Tekkomdik) DIY dan 5 sekolah SMA/SMK yang berasal dari Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo, Gunungkidul, Kota Jogja. “Hasil FGD semua sekolah pernah mengalami kasus bullying maupun cyberbullying,” kata Prof. Puji, Selasa (16/9/2025).

1. Lakukan road show ceramah

Guru Besar Ilmu Komunikasi UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, Prof. Puji Lestari (tengah) saat mengenalkan teori komunikasi hati. (Dok. Istimewa)

Berdasarkan temuan itu, Prof. Puji, dan sejumlah pihak melakukan road show ceramah sebagai bentuk pengabdian masyarakat di lima SMAN/SMKN Smart School DIY. Kelima sekolah tersebut sekaligus menjadi sampel untuk eksperimen model literasi digital komunikasi hati sebagai upaya pengurangan cyberbullying.

Prof. Puji sebagai ketua tim mengenalkan konsep dan pendekatan literasi digital berbasis Teori Komunikasi Hati yang dikembangkannya untuk mengurangi perilaku bullying. Konsep dalam komunikasi hati yaitu olah pikir, mengarahkan pikiran ke hal-hal positif. Lalu olah rasa, mengubah perasaan negatif seperti sedih, kecewa, lelah pikir, dan sejenisnya menjadi energi positif yang berdampak pada sikap positif.

“Kelola sampah hati, tidak menyimpan iri, benci, dendam, dan sejenisnya yang mengganggu pikiran dan perasaan namun mengelola perasaan dengan ikhlas menerima segala sesuatu dengan cinta kasih.”

2. Sikap positif akan mengarahkan perilaku positif

ilustrasi hati sebagai simbol empati (pexels.com/Puwadon Sang-ngern)

Prof. Puji juga menjelaskan pentingnya komunikasi hati yang penuh makna dalam menghindari konflik dan perilaku negatif di era digital. Ia menjelaskan model komunikasi hati yang ditemukan, yaitu orang yang terbiasa melakukan olah pikir dan olah rasa ke arah positif, akan mengarahkan sikap positif. Sikap positif akan mengarahkan perilaku positif.

“Perilaku positif dengan perbuatan baik akan membentuk kebiasaan yang positif mengarah pada kebaikan, selanjutnya kebiasaan yang baik dapat mendatangkan nasib yang baik. Sebaliknya pikiran dan perasaan yang cenderung negatif, akan mengarahkan sikap negatif. Sikap negatif akan mengarahkan perilaku negatif. Perilaku negatif dengan perbuatan yang buruk, akan membentuk kebiasaan buruk, selanjutnya kebiasaan buruk tersebut tidak disukai oleh orang lain dan biasanya berdampak pada nasib yang kurang menguntungkan,” ungkap Prof. Puji.

3. Pelajar wajib menerapkan komunikasi hati

Ilustrasi media sosial (freepik.com/Kroshka__Nastya)

Sementara itu, Kepala Balai Tekkomdik Dinas Dikpora DIY, Rudy Prakanto menyampaikan betapa pentingnya generasi Z era kini mengetahui dan menggunakan aplikasi sikomhati.id, mengingat banyak sekali perilaku bullying di era digital yang jarang kita sadari. Ia menuturkan Gen Z era harus mempunyai filosofi “AKIK” Adaptif , Kolaboratif, Inovatif dan Komunikatif.

“Point akhir dari komunikatif kali ini tak lain adalah dengan mengimplementasikan Komunikasi Hati. Pelajar wajib menerapkan komunikasi hati dalam keseharian, baik di sekolah, di rumah saat berkomunikasi bersama keluarga maupun di masyarakat. Harapannya masyarakat sekolah baik kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa terus bersama-sama mencegah perilaku bullying,” ungkap Rudy.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team