Dukung ASN Memahami AI, CfDS UGM Raih Nominasi WSIS Prizes 2025

- Inisiatif AI Policy & Skilling Lab masuk nominasi WSIS Prizes 2025, bersaing di kategori Enabling Environment.
- Program telah menggelar empat sesi pelatihan dengan lebih dari 400 peserta dari 35 kementerian dan lembaga negara.
- Pelatihan difokuskan pada keamanan siber, pendidikan, mitigasi bencana, dan peluang ekonomi untuk meningkatkan pelayanan publik.
Yogyakarta, IDN Times - Inisiatif AI Policy & Skilling Lab yang digagas oleh Center for Digital Society (CfDS) UGM, Google Indonesia, dan KORIKA berhasil masuk nominasi dalam ajang bergengsi internasional, The World Summit on the Information Society (WSIS) Prizes 2025. Program ini bersaing dalam kategori Enabling Environment karena dinilai berkontribusi dalam peningkatan literasi dan kapasitas kebijakan kecerdasan artifisial (AI), khususnya di kalangan pembuat kebijakan.
1. Latih AI ke lebih dari 400 peserta

Seiring dengan makin cepatnya perkembangan teknologi akal imitasi (AI), kebutuhan akan pemahaman yang kuat mengenai fondasi dan penerapannya dalam kebijakan publik jadi semakin krusial. Menjawab tantangan ini, AI Policy & Skilling Lab hadir sebagai wadah untuk memperkuat kapasitas institusi pemerintah dan pemangku kebijakan dalam memahami dan menerapkan AI secara inklusif serta bertanggung jawab.
Diluncurkan pada Desember 2023, program ini telah menggelar empat sesi pelatihan yang melibatkan lebih dari 400 peserta dari 35 kementerian dan lembaga negara. Pendekatan yang digunakan bersifat multi-pemangku kepentingan, informatif, dan deliberatif.
Peserta dibekali keterampilan analitis melalui sejumlah tahapan, mulai dari pre-test, kelas pengenalan AI (AI 101), Focus Group Discussion (FGD), hingga post-test. Materi pelatihan difokuskan pada empat sektor utama: Keamanan Siber, Pendidikan, Mitigasi Bencana, dan Peluang Ekonomi.
2. Kemunculan AI perlu antisipasi

Executive Secretary CfDS UGM, Syaifa Tania, menekankan bahwa kemunculan AI sebagai teknologi disruptif memerlukan kebijakan yang tidak hanya mendorong inovasi, tetapi juga mampu mengantisipasi berbagai risiko yang mungkin timbul.
“Program ini merupakan wujud komitmen kami untuk mendorong pemanfaatan AI yang bertanggung jawab dan mendukung transformasi positif di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times.
Senada dengan itu, Ketua Umum KORIKA, Prof. Hammam Riza, menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui pemanfaatan AI oleh aparatur sipil negara (ASN). Sementara itu, Putri Alam, Director Government Affairs & Public Policy Google Indonesia, menyebut bahwa program serupa juga telah diterapkan di sejumlah negara Asia Tenggara lainnya sebagai bagian dari langkah bersama membangun ekosistem AI yang etis dan inklusif di tingkat regional.
3. Dukungan lewat voting

AI Policy & Skilling Lab besutan CfDS UGM berhasil lolos sebagai salah satu dari 12 finalis dalam ajang WSIS Prizes 2025, mewakili Indonesia setelah disaring dari sekitar 1.000 program dari berbagai negara. Dukungan masyarakat menjadi sangat krusial, sebab pemenang akan ditentukan melalui voting publik yang masih dibuka hingga 1 Mei 2025 pukul 04.00 WIB.
Partisipasi warga Indonesia diharapkan dapat memperkuat posisi program ini di tingkat global sebagai inisiatif unggulan dalam mendorong kebijakan AI yang inklusif dan bertanggung jawab. Kamu bisa ikut mendukung inisiatif tersebut dengan melakukan vote melalui laman https://s.id/wsis2025.
WSIS Prizes sendiri merupakan penghargaan tahunan dari International Telecommunication Union (ITU), lembaga di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penghargaan ini diberikan kepada inisiatif-inisiatif inovatif yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di berbagai negara.