Ilustrasi kawasan Malioboro sebelum masa pandemik. (IDN Times/Febriana Sinta)
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif menjelaskan strategi manajemen lalu lintas yang akan diambil adalah memastikan lalu lintas tetap berjalan meskipun pelan.
"Malioboro memang akan tetap dibuka untuk kendaraan. Meskipun mengalir lambat tetapi diharapkan tidak menimbulkan kerumunan orang di pedestrian Malioboro. Jika Malioboro ditutup untuk kendaraan, maka yang dikhawatirkan justru muncul kerumunan masyarakat di Malioboro saat malam tahun baru. Ini yang dihindari," ujarnya.
Agus menambahkan tidak melakukan penyekatan di sejumlah ruas jalan secara permanen saat libur akhir tahun maupun saat malam pergantian tahun. Jika masyarakat tetap berkeinginan masuk ke Malioboro, lanjut Agus, harus siap dengan potensi kepadatan lalu lintas karena ruas jalan tersebut hanya sepanjang 1,2 km dan ada persimpangan Titik Nol Kilometer di ujung selatan yang berpotensi terjadi penambahan kepadatan lalu lintas.