Sejauh ini, kata Abed, antusiasme masyarakat untuk vaksinasi tinggi. Pihaknya tidak perlu mengeluarkan "ancaman" kepada warga yang tidak mau divaksinasi, semisal akan dikeluarkan dari data penerima PKH, KIS atau program bantuan pemerintah bagi kepala keluarga yang tidak mampu.
"Sejatinya memang ada sanksi jika ada warga yang menolak untuk divaksin namun itu tidak kita temui di masyarakat. Mereka kooperatif semua, bahkan kader Posyandu Lansia itu mendatangi ke rumah sasaran (lansia) jika tidak hadir dalam vaksinasi," ujarnya.
Abed menegaskan jemput bola dengan petugas langsung datang ke kampung-kampung untuk melakukan vaksinasi diinisiasi oleh Puskesmas Bambanglipuro yang hasilnya saat ini sudah terlihat. Dari sasaran lansia di Kapanewon Bambanglipuro saat ini sudah hampir 70 persen lansia sudah tervaksinasi artinya untuk mencapai herd immunity sudah tercapai.
"Kapanewon Bambanglipuro merupakan kapanewon di Bantul yang 70 persen lansianya sudah tervaksin," ungkapnya.
Lebih jauh, Abed mengatakan saat ini untuk mendapatkan pasokan vaksin Sinovac jauh lebih mudah karena bisa langsung memesan ke Biofarma melalui PT Kimia Farma yang merupakan anak perusahaan dari Biofarma dengan pemberitahuan ke Pemda DIY.
"Kita pesan dalam waktu tiga hari vaksin akan tiba di gudang kita, tinggal kita memberi tembusan ke Pemda DIY. Sejauh ini keberadaan vaksin Sinovac yang kita pesan tidak ada kendala dari Biofarma dan selalu mendapatkan vaksin," ujarnya.