Ilustrasi ISIS (IDN Times/Arief Rahmat)
Di satu sisi, Buya turut beranggapan jika program deradikalisasi yang selama ini digunakan untuk menetralisir paham-paham yang dianggap radikal dan membahayakan belum bisa jadi jaminan. Lantaran, hasilnya tak selalu memuaskan.
"Ada yang berhasil (dideradikalisasi), tapi ada yang gak bisa berhasil. Kalau sudah terpapar (paham radikal) itu memang sulit sekali," jelas Buya.
Sesuatu yang menyangkut teologi seperti ini, memang bisa mematikan akal sehat. Meski, para WNI itu seharusnya bisa menentukan sendiri apakah yang dijanjikan ISIS itu masuk di akal atau tidak setelah mereka bergabung.
"Mereka ini kan sudah dicuci otaknya oleh ISIS itu. Saya tidak tahu hidup mereka di sana, saya tidak tahu. Apakah, itu kan Suriah, Irak, itu adalah negara yang sedang kacau. Perang saudara mengamuk itu ya, jadi alasan agama untuk ikut ke sana, itu alasan agama yang sama sekali tidak punya dasar," paparnya panjang.
Buya pun menegaskan, apa yang ditunjukkan ISIS selama ini selalu bertolak belakang dengan ajaran Kitab Suci Alquran. "Padahal, ISIS itu kan diperangi juga oleh orang Arab sendiri, karena mereka memang kekuatan, pemberontakan sebenarnya itu. Melakukan tindakan teror di sana itu. Pembunuhan sudah banyak," ucap eks Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.