Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Buya Syafii Maarif. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Sleman, IDN Times - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif mengaku prihatin dengan adanya peristiwa bom bunuh diri yang meledak di Pos Polisi Kartasura, Jawa Tengah, Senin (3/6) malam. Ia menyebut kejadian ini sebagai imbas atas situasi politik di Indonesia.

Dijumpai di sekitar kediamannya, Gamping, Sleman, Buya mulanya menyebut saat ini Bangsa Indonesia terpecah akibat proses pemilihan presiden.

"Itu (bom Kartasura) kan bagian apa yang terjadi selama ini. Ada orang-orang yang masih kalap," katanya, Selasa (4/6).

"Dari 2014 sampai hari ini memang belum selesai masalahnya," tambahnya.

1. Ditunggangi kelompok radikal

IDN Times/Nugroho Adi Purwoko

Selain itu, Buya menyebut, peristiwa bom yang meledakkan pos polisi itu juga merupakan aksi yang ditunggangi kelompok radikal.

"Yang radikal ya numpang ke situ juga. Mereka ingin juga menunjukkan eksistensinya. Mereka kan enggak berpikir panjang, apakah mereka memikirkan masa depan bangsa dan negara, saya rasa tidak," bebernya.

Ditambahkannya, kelompok garis keras pendukung paslon pilpres tertentu ini juga tak terlalu kompak dalam bermanuver. "Tapi mereka punya tujuan tertentu untuk kepentingan bersama, melalui calon ini. Tapi itu yang agak merisaukan," ucapnya.

2. Kedok agama dan pengaruh ideologi impor

Editorial Team

Tonton lebih seru di