Keragaman Bangsa Indonesia Bineka Tunggal Ika (IDN Times/Agustiar)
Sementara dalam sambutannya dalam acara pencanangan Desa Sadar Kerukunan dan Launching Pojok Wakaf Uang Digital, Yaqut mengatakan keberagaman adalah kekuatan bangsa Indonesia. Di masa dahulu keberagaman menjadi kekuatan untuk melawan penjajah.
"Saya selalu katakan Indonesia dibangun atas dasar pluralisme. Kesepakatan pluralisme. Indonesia tidak mungkin berdiri sendiri jika tidak ada umat islam. Tidak ada Indonesia jika tidak ada umat Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu dan agama-agama lokal," ungkapnya.
Tidak boleh ada satu orang, satu kelompok pun yang boleh mengklaim dirinya paling memiliki Indonesia karena negeri ini adalah milik semua dan harus dijaga bersama-sama.
"Apa pun agamanya tidak boleh mereka yang mengklaim paling berhak atas negeri ini," tegasnya.
Yaqut mengatakan, keberagaman yang ada di Indonesia membuat setiap elemen masyarakat saling menguatkan namun masih ada saja orang yang coba mengikisnya.
"Ada sekelompok orang yang Indonesia ingin satu warga saja, merasa minoritas, merasa paling banyak maka yang banyak menyingkirkan yang tidak banyak,"ungkap.
Atas kondisi tersebut Yaqut mengaku teringat atas pesan Gus Mus yang tak lain pamannya sendiri yakni soal "sing waras ngalah" namun oleh Gus Mus justru diharuskan "sing waras ojo ngalah".
"Kalau dulu sing waras ngalah kalau sekarang sing waras ojo kalah. Kalau sing waras ngalah ya yang menang adalah yang tidak waras dan yang paling berhak atas negeri ini," ujarnya.