Yogyakarta, IDN Times - Kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup pelik bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasalnya, selama ini angka penurunan kemiskinan DIY dinilai kalangan DPRD DIY masih belum signifikan.
Hal itu mendasari disusunnya rancangan peraturan daerah (Raperda) Inisiatif tentang Penanggulangan Kemiskinan untuk dapat menurunkan angka kemiskinan yang masih sangat tinggi di Yogyakarta. Fenomena ini dinilai cukup ironis, karena Yogyakarta merupakan daerah istimewa berlabel kota pelajar dan kota wisata, namun di satu sisi angka kemiskinan tertinggi di Indonesia.
“Masa sebagai daerah istimewa tidak ada sentuhan istimewa terkait pengentasan kemiskinan? Padahal di satu sisi, DIY memiliki sumber dana yang tidak dimiliki provinsi lain, danais (dana keistimewaan), misalnya,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Johanes de Britto Priyono, Rabu (26/6).