Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Gunung Merapi (pixabay.com/Aditya99966)

Intinya sih...

  • BPBD DIY meminta masyarakat waspada terhadap potensi banjir lahar hujan Gunung Merapi selama musim hujan.
  • Perangkat Early Warning System (EWS) di sungai-sungai sekitar Gunung Merapi dipastikan dalam kondisi aktif untuk mengantisipasi banjir lahar hujan.
  • Selain banjir lahar hujan, masyarakat juga diminta waspada terhadap potensi tanah longsor dan cuaca ekstrem lainnya di DIY.

Yogyakarta, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta masyarakat mewaspadai potensi bencana banjir lahar hujan Gunung Merapi selama musim hujan.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad menyatakan, curah hujan yang tinggi bisa meningkatkan volume air di puncak Gunung Merapi, sehingga berpotensi memicu banjir lahar hujan apabila bercampur dengan endapan material vulkanik.

Potensi aliran lahar hujan di sejumlah sungai berhulu Gunung Merapi yang perlu diwaspadai adalah Sungai Gendol, Bedog, Bebeng, serta Boyong.

 

 

 

 

 

1. Pastikan EWS berfungsi

Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Untuk mengantisipasi potensi banjir lahar hujan, BPBD DIY memastikan seluruh perangkat Early Warning System (EWS) atau alat peringatan dini otomatis di sejumlah sungai dalam kondisi aktif.

"Masyarakat yang tinggal atau beraktivitas berada di seputar aliran sungai berhulu Merapi yang perlu diwaspadai adalah banjir lahar hujan," terang Noviar Rahmad dikuto Antara, Selasa (26/7/2024). 

2. Volume material kubah barat Merapi alami pertumbuhan

(ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Berdasarkan laporan terakhir, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat volume material kubah barat daya Merapi masih mengalami pertumbuhan terukur sebesar 3.177.100 meter kubik, sedangkan untuk kubah tengah masih tetap sebesar 2.361.800 meter kubik.

Pihaknya telah membentuk dan menyebar Satuan Tugas (Satgas) Siaga Bencana Hidrometeorologi yang siap melakukan penanganan darurat kala terjadi banjir di sejumlah wilayah.

Selain banjir lahar hujan, Noviar mengimbau masyarakat mewaspadai dampak cuaca ekstrem lainnya seperti tanah longsor yang dapat terjadi di sejumlah kawasan tebing di DIY. "Potensi bencana longsor itu ada di kawasan Kabupaten Kulon Progo, sebagian di Bantul, dan juga Gunungkidul," ujar dia.

3. Pemda DIY perpanjang masa siaga darurat hingga awal tahun 2025

ilustrasi hujan lebat (pexels.com/ Thgusstavo Santana)

Pemda DIY memperpanjang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, meliputi bencana banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem, dengan mengacu peringatan dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga 2 Januari 2025.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mengemukakan puncak musim hujan di DIY diprediksi terjadi pada Desember 2024 dan Februari 2025. Sementara untuk akhir musim hujan diprediksi pada Mei dasarian I hingga dasarian II tahun 2025.

 

Editorial Team