Bentuk dan warna ubur-ubur beracun yang menarik anak-anak untuk memegangnya. (IDN Times/Istimewa)
Tak hanya BPBD DIY, Noviar yang juga menjabat sebagai Plt. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY menyatakan melalui Satlinmas Rescue Istimewa DIY senantiasa melakukan penjagaan secara ketat di pos pantau agar para pengunjung tidak terlalu jauh sampai ke tengah pantai. Pos-pos pantau tersebut ditunggu oleh petugas yang bisa langsung melakukan penyelamatan apabila ada kejadian.
Pihaknya juga mengimbau pengunjung melalui media sosial untuk mematuhi arahan petugas. Apalagi saat ini sedang musim ubur-ubur biru yang telah menyengat sekitar 300 korban di Pantai Parangtritis. Ubur-ubur di Pantai Selatan ini berbeda dengan yang umumnya diketahui masyarakat. Ubur-ubur tersebut berbentuk gel berwarna biru dan sebaiknya tidak disentuh karena bisanya dapat menyebabkan rasa panas hingga ke jantung.
"Dengan berbagai potensi dan kondisi pantai Selatan yang beda inilah, maka tolong patuhi semua himbauan yang ada. Sangat penting pula bagaimana masing-masing pengunjung itu menjaga keselamatan diri terlebih dahulu dengan memperhatikan himbauan para petugas dan mematuhi rambu-rambu peringatan yang ada," tandas Noviar.
Khusus pantai Parangtritis dan pantai Depok, sebanyak 69 petugas yang siaga 24 jam selama hari libur sedangkan hari biasa dengan sistem shift karena pengunjung tidak terlalu ramai. Jumlah total pos pantau yaitu 7 pos induk korwil dan 1 kantor operasi dengan 17 pos pantau pembantu. Setiap pos pantau dilengkapi dengan peralatan keselamatan mulai dari jaket pelampung, tali, papan surfing, jet ski, perahu, ambulan serta obat-obatan.
Sesuai SOP yang berlaku setiap pos disiapkan untuk pertolongan pertama sementara tindak lanjut penanganan dievakuasi ke rumah sakit terdekat. Ada pula pengawasan dari Basarnas, TNI Angkatan Laut dan beberapa relawan.