Bonus Demografi, Rektor INTAN: Ketahanan Pangan Perlu Diperhatikan

Intinya sih...
- Bonus demografi dapat menjadi kontribusi positif jika dikelola dengan baik, tetapi akan menjadi masalah jika tidak dikelola dengan baik.
- Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030-2045, memerlukan persiapan kebutuhan pangan bagi generasi mendatang.
- Pembenahan diperlukan dalam sektor pertanian, teknologi pertanian, kehutanan, dan lingkungan hidup untuk menunjang kecukupan pangan.
Yogyakarta, IDN Times - Bonus demografi bagai dua sisi yang berhadapan, jika bisa dimanfaatkan dengan baik akan berdampak positif, tapi jika tidak akan menjadi permasalahan. Ketahanan pangan menjadi salah satu hal yang perlu menjadi perhatian ke depan.
"Indonesia ke depannya akan mengalami bonus demografi. Hal ini akan menjadi kontribusi positif bagi pembangunan nasional apabila dikelola dengan baik, dan akan menjadi musibah jika tidak dikelola dengan baik, yang dicirikan dengan pengangguran dan kemiskinan," ujar Rektor Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta, Prof. Retno Indrati saat pelantikannya sebagai rektor baru untuk periode 2024-2028, di Aula Kampus INTAN Yogyakarta, Selasa (21/5/2024).
1. Kebutuhan pangan generasi mendatang perlu diperhatikan
Prof. Retno menyampaikan bonus demografi yang akan terjadi di Indonesia berlangsung pada tahun 2030 hingga 2045 mendatang. "Sehingga diperlukan waktu untuk mempersiapkan kebutuhan dan kecukupan pangan bagi generasi mendatang," ujarnya.
Ia menyebut terkait kebutuhan dan kecukupan pangan, nyatanya perlu dilakukan pembenahan dalam sektor pertanian dan teknologi pertanian. Untuk menunjangnya sektor kehutanan dan lingkungan hidup juga sektor yang berasal dari keilmuan lain perlu untuk dilakukan pembenahan dan kajian lebih dalam lagi.
"Terlebih dalam penggunaan teknologi, penyuluhan kepada masyarakat, dan pelestarian lingkungan hidup," ungkapnya.
2. Persiapkan generasi muda sesuai tuntutan zaman
Melihat kondisi yang ada, Prof. Retno mengatakan, perguruan tinggi termasuk INTAN Yogyakarta harus mampu menyiapkan dan merancang strategi agar tetap diminati serta menjadi tempat yang menarik bagi masyarakat untuk mendapat kualifikasi sekaligus kompetensi dalam rangka mendapat/menciptakan pekerjaan. Institusi harus bekerja lebih keras karena adanya tantangan dan tuntutan zaman yang sangat dinamis.
"Saya berharap seluruh warga INTAN Yogyakarta untuk bekerja keras, bekerja cerdas, dan selalu fokus sehingga INTAN Yogyakarta dapat menjadi perguruan tinggi yang adaptif," pesan Prof. Retno.
3. Hasilkan lulusan berkualitas
Secara pribadi, sebagai rektor baru, Prof. Retno ingin menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya dan dengan sepenuh hati mendedikasikan diri untuk kemajuan INTAN Yogyakarta dalam menghasilkan lulusan berkualitas agar dapat berkontribusi dalam membangun negara. "Dengan berbagai capaian yang telah diraih INTAN sebelumnya adalah modal penting bagi institusi untuk melangkah ke depan," ujar Prof. Retno.
Rektor sebelumnya, Achmad Kasiyani mengucapkan rasa terima kasih kepada Yayasan Pendidikan Widya Tani, civitas akademika INTAN Yogyakarta, dan para mitra kerja yang selama ini telah membersamai beliau dalam memimpin institut pertanian INTAN Yogyakarta. Ia juga menyampaikan, bahwa rektor terpilih akan memiliki tantangan dalam membawa INTAN Yogyakarta semakin baik untuk ke depannya.
"Harapannya dengan dipimpinnya rektor baru, semoga INTAN tetap memiliki hubungan baik dengan mitra kerja yang telah ada," ujar Achmad.