BMKG Ungkap Pemicu Hawa Dingin di DIY Belakangan Ini

- Suhu maksimum dan minimum di DIY mencapai 29,1 derajat Celcius dan 20,1 derajat Celcius
- Angin Monsun Australia menguat, menjadi pemicu hawa dingin di DIY
- Indonesia terkena dampak dari dua tipe angin monsun: Monsun Timuran (Monsun Australia) dan Monsun Baratan (Monsun Asia)
Yogyakarta, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap pemicu hawa dingin yang menyelimuti wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama beberapa hari belakangan. Hawa dingin atau suhu udara rendah disebabkan menguatnya Monsoon atau angin Monsun Australia.
"Untuk suhu udara yang dingin akhir-akhir ini karena sudah mulai menguatnya Monsoon Australia," kata Analisis Cuaca Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Yudhit Adiyatma, Kamis (10/7/2025).
1. Suhu maksimum dan minimum

Fenomena alam ini, menurut Yudhit, membuat suhu udara di sekitaran Stasiun Meteorologi Yogyakarta atau tepatnya wilayah Kulon Progo, berdasarkan pantauan 24 jam terakhir tercatat maskimum 29,1 derajat Celcius.
Sementara suhu udara minimum di lokasi yang sama berdasarkan pemantauan 24 jam terakhir adalah 20,1 derajat Celcius.
2. Indikator musim kemarau di Indonesia

Yudhit menjelaskan, angin monsun atau juga biasa disebut angin musim adalah angin yang bertiup dalam skala regional atau skala benua, dan berubah arah azimut minimal 120 derajat. Perubahan ini terjadi secara periodik, sekitar enam bulan sekali.
Indonesia dalam hal ini terkena dampak dari dua tipe angin monsun, yakni Monsun Timuran (Monsun Australia) dan Monsun Baratan (Monsun Asia).
"Angin Monsun Timuran atau Monsun Australia rata-rata bertiup dari arah timur hingga tenggara, dan bertiup pada bulan April sampai dengan Oktober di setiap tahunnya. Angin monsun timur kebalikan dari angin monsun barat," terang Yudhit.
"Bayangkan rambut kita yang kering setelah berenang di laut, begitulah udara yang dibawa oleh angin monsun timur. Angin Monsun Timuran ini adalah indikator musim kemarau bagi wilayah Indonesia," sambungnya.
3. Lalu apa bedanya dengan Monsun Baratan?

Sementara Angin Monsun Baratan rata-rata bertiup dari arah barat hingga barat laut dan bertiup pada bulan Oktober sampai dengan April di setiap tahunnya.
Kata Yudhit, angin ini bertiup dari arah barat menuju timur, dari benua Asia bertekanan tinggi menuju benua Australia bertekanan rendah dan lazimnya berlangsung saat musim hujan.
"Angin monsun ini membawa uap air seperti membawa ribuan ember air yang siap tumpah menjadi hujan yang banyak. Angin monsun Baratan ini adalah indikator musim hujan bagi wilayah Indonesia," terang Yudhit.