Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Peta pemantauan cuaca harian yang ditampilkan Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang memperlihatkan kondisi sebarak curah hujan dengan intensitas yang sangat bervariasi. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Yogyakarta, IDN Times - Warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIU) diminta mewaspadai dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia berupa hujan sedang hingga lebat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memperkirakan dampak badai tropis itu bisa terjadi tiga hari ke depan.

1. Potensi hujan lebat bisa terjadi 3 hari

Ilustrasi hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono, potensi hujan sedang hingga lebat di DIY diperkirakan berlangsung selama tiga hari mulai 17 hingga 19 Januari 2024.

"Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta mengidentifikasi adanya Badai Tropis 'Anggrek' di Samudra Hindia, barat daya Bengkulu," ujar Warjono dalam keterangan resminya, Selasa (16/1/2024).

 

2. Hujan merata terjadi di sejumlah wilayah

Ilustrasi hujan lebat. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Warjono menambahkan pada 17 Januari 2024 hujan sedang hingga lebat diprakirakan terjadi di Kota Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo, dan Bantul bagian utara.
Berikutnya pada 18 Januari 2024 potensi serupa di Sleman, Kulon Progo bagian utara, dan Gunungkidul bagian utara.

“Kemudian pada 19 Januari 2024 potensi terjadi di Sleman, Kulon Progo bagian Utara-Tengah, dan Gunungkidul bagian Utara,” jelasnya.

 

3. Ada tekanan udara rendah di Australia

Ilustrasi pemantauan cuaca oleh BMKG. (IDN Times/Ayu Afria)

Selain Badai Tropis Anggrek, kata Warjono, pihaknya juga mendeteksi tekanan udara rendah di Australia, ditunjukkan dengan adanya pola angin baratan (Monsoon Asia) yang mendominasi wilayah Jawa pada umumnya dan DIY khususnya.

Pola angin itu bertiup dari arah Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan berkisar 20-40 kilometer per jam. Aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), kata dia, juga terpantau di kuadran empat didukung adanya pertemuan arus angin di wilayah Jawa.

“Berdasarkan hasil analisis terkini dari profil vertikal, kelembapan udara di wilayah DIY pada ketinggian 1,5-5,5 km berkisar antara 70-95 persen (basah), yang menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY bagian utara-tengah pada siang-malam hari.”

Editorial Team