Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BMKG Ingatkan Warga Waspadai Hujan di Yogyakarta di Atas Normal

Ilustrasi hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Sleman, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluarkan peringatan tentang pengaruh La Nina yang diperkirakan berlangsung hingga Juni 2022. 

1. Pengaruh La Nina diperkirakan terjadi hingga Juni 2022

Ilustrasi hujan (IDN Times/Arief Rahmat)

Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas menjelaskan La Nina saat ini berdampak terhadap tingginya curah hujan di atas rata-rata. 

“Seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini telah memasuki musim penghujan. Kondisi curah hujan selama periode dasarian 1 November 2021 pada umumnya dalam kategori di atas normalnya atau rata-ratanya. Diperkirakan fenomena La Nina berlangsung hingga periode April hingga Juni 2022,” papar Reni Kraningtyas, Selasa (16/11/2021). 

 

2. Hujan hingga Februari 2022, masuk kategori sangat tinggi

pixabay.com/Gam-Ol

Pengaruh La Nina saat ini berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan di atas normal atau rata-rata. Di bulan November, La Nina memicu peningkatan curah hujan hingga 60 persen dibandingkan kondisi normal. Diperkirakan curah hujan dapat mencapai 300-500 mm dalam satu bulan, atau masuk dalam kategori tinggi hingga sangat tinggi. 

Pada periode musim hujan bulan Desember hingga Januari dan Februari, La Nina dapat memicu peningkatan curah hujan dalam kisaran 20 hingga 60 persen dibandingkan saat normal. 

“Diperkirakan curah hujan selama musim penghujan bulan Desember hingga Februari mencapai 300 - 500mm dalam kategori tinggi dan sangat tinggi,” papar Reni.

 

3. Ini Imbauan BMKG kepada pemerintah daerah

bmkg.go.id

BMKG DIY meminta masyarakat mewaspadai peningkatan potensi bencana hidrometeorologi di puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada bulan Januari 2022.

“Para pemangku kepentingan diharapkan sedini mungkin mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi serta lebih optimal melakukan pengelolaan tata air untuk antisipasi debit air yang berlebih,” ujar Reni. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us