Halim mengungkapkan, untuk mencapai KLA kategori paripurna tidak mudah, karena banyak syarat yang harus dipenuhi. Di antaranya seluruh sekolah harus ramah anak, artinya anak tidak boleh tersakiti baik secara fisik maupun psikis. Tidak boleh anak bullying dari teman sendiri sehingga tidaklah sederhana.
"Bullying terhadap anak-anak kehilangan harapan, pesimis akhirnya tidak bisa berkembang secara optimal," ujarnya.
KLA kategori paripurna juga mensyaratkan lingkungan hidup yang sehat, sehingga Bantul Bersama (bersih sampah) tahun 2025 sangat mendukung Bantul sebagai KLA kategori paripurna.
"Kita harus mengatur sampah sampai level RT bahkan rumah tangga demi Bantul sebagai KLA kategori paripurna," ucapnya. "Kenapa kita gelontorkan anggaran Rp50 juta per padukuhan? Agar menciptakan lingkungan pada anak tinggal secara sehat."
Selain itu, ada pula syarat akses air bersih bagi anak-anak. Masih ada di beberapa desa yang kekurangan air bersih. KLA kategori paripurna juga mensyaratkan layanan kesehatan yang ramah anak sehingga puskesmas-puskesmas perlu menyiapkan fasilitas untuk anak.
"Masih ada syarat tempat-tempat untuk bermain, kantor-kantor harus ramah anak. Tidak boleh ada bangunan yang membahayakan anak. Jadi betapa panjangnya persyaratan KLA kategori paripurna. Wong kabupaten/kota yang meraih KLA kategori utama baru lima saja di Indonesia," ucapnya.