Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pemeriksaan kesehatan balita di Selopamioro. (IDN Times/Daruwaskita)
Pemeriksaan kesehatan balita di Selopamioro. (IDN Times/Daruwaskita)

Bantul, IDN Times - ‎Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di DIY tahun 2022 mencapai 16,4 persen. Sementara untuk masing-masing kabupaten/kota di DIY, angka stunting tertinggi di Gunungkidul yang mencapai 23,5 persen, disusul Kabupaten Kulon Progo sebesar 15,3 persen.

Kemudian, Kabupaten Sleman sebesar 15 persen, Kabupaten Bantul 14,9 persen, serta Kota Yogyakarta sebagai yang terendah sebesar 13,8 persen.

1. Angka penurunan angka stunting dari tahun 2021 ke 2022 di Bantul di atas 4 persen‎

Kepala BKKBN DIY, Shodiqin. (IDN Times/Daruwaskita)

Kepala BKKBN DIY, Shodiqin, mengatakan Bantul mengalami penurunan angka stunting yang cukup tinggi dari tahun 2021 ke 2022, mencapai lebih dari 4 persen. Pada 2021 angka stunting di Bantul sebesar 19,1 persen, tetapi pada 2022 turun menjadi 14,9 persen.

"Jadi angka penurunan stunting di Bantul pada tahun 2021 ke 2022 paling tinggi dibandingkan angka penurunan stunting di kabupaten/kota lainnya di DIY. Harapan kita pada tahun 2023 ini penurunannya juga minimal sama dengan penurunan angka stunting di tahun 2022 yang lalu," katanya di sela acara Rembuk Stunting yang digelar di ruang pertemuan Kompleks Pemda 2 Manding, Kabupaten Bantul, Selasa (6/5/2023).

2. Selain kemiskinan, pola asuh jadi penyebab angka stunting di DIY sulit turun

Editorial Team

Tonton lebih seru di