Sleman, IDN Times - Fenomena alam terjadi di Gunung Merapi pada Jumat (29/11/2024), yaitu terbentuknya awan lentikular yang melayang di salah satu puncak gunung aktif yang terletak di perbatasa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan Jawa Tengah.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Awan Lentikular Terjadi di Puncak Merapi, Berbahaya bagi Penerbangan

lava tour merapi (unsplash.com/@fdlnkm)
Intinya sih...
- Fenomena alam awan lentikular terjadi di Gunung Merapi pada 29 November 2024.
- Awan lentikular terbentuk akibat pertemuan akumulasi angin lembut dan angin hangat dari lembah dengan angin dingin dan kering dari puncak gunung.
- Awan ini berpotensi berbahaya untuk penerbangan pesawat terbang karena dapat menyebabkan turbulensi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)
1. Terpantau kamera pemantauan
Fenomena alam terjadi di Gunung Merapi pada Jumat (29/11/2024), yaitu terbentuknya awan lentikular (Instagram/BPPTKG)
Berdasarkan informasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan lentikular berbentuk lensa ini terekam kamera pemantauan BPPTKG di lereng bagian selatan, pukul 20.40 WIB.
2. Cara pembentukan awan lentikular
Sungai Bebeng di Bunker Kaliadem . IDN Times / Febriana Sinta
Menurut BPPTKG yang diunggah di media sosialnya, Sabtu (30/11/2024) menyatakan, dalam menyatakan pembentukan awan lentikular akibat pertemuan akumulasi angin lembut dan angin hangat dari lembah, bertemu dengan angin dingin dan kering dari puncak gunung.
3. Berbahaya bagi penerbangan
ilustrasi naik pesawat (pexels.com/eric fotos)
Awan ini juga dinilai berbahaya untuk penerbangan pesawat terbang, karena bisa membuat pesawat turbulensi.
Nah itulah pembahasan yang disampaikan BPPTKG, jadi awan lentikular bukan disebabkan karena terjadinya erupsi Gunung Merapi ya!
Editorial Team
EditorFebriana Sintasari
Follow Us