Inovasi penggunaan plastik sebagai bahan campuran aspal mendapat dukungan dari kalangan akademisi, termasuk Universitas Gadjah Mada (UGM). Dosen Teknik Mesin UGM, Muslim Mahardika, menyebut solusi ini sebagai cara konkret untuk mengurangi limbah plastik, khususnya kantong kresek yang sulit terurai dan mencemari lingkungan.
Sebagai seorang peneliti, Muslim tak hanya mendukung secara teori. Sejak 2019, ia dan tim telah mengembangkan mesin pencacah plastik yang dirancang agar dapat digunakan oleh masyarakat umum. Inovasi ini sudah diterapkan di beberapa wilayah, termasuk Kulon Progo, dan hasilnya telah dimanfaatkan sebagai bahan campuran aspal oleh Kementerian PUPR.