Aksi tolak UU TNI di depan gedung DPR RI pada Kamis (20/3/2025). (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Oleh karenanya, Anies berpendapat revisi UU TNI itu semestinya dibahas di ruang diskusi publik, bahkan warung kopi sekalipun. Hal ini mempertimbangkan TNI milik rakyat.
"TNI itu milik rakyat. Karena itu semua yang dibahas terkait dengan TNI, biarkan dibahas di warung kopi, biarkan dibahas di ruang diskusi, dibahas di ruang seminar, dibahas di ruang-ruang terbuka, bukan dibahas di ruang tertutup yang tidak diketahui oleh rakyat," tutur Anies.
Anies meyakini seluruh masyarakat mencintai TNI, berharap mereka profesional serta berpihak kepada rakyat. "Karena TNI itu milik rakyat. Biarlah dia dibicarakan oleh rakyat, toh yang membicarakan itu rakyat Indonesia sendiri yang memiliki TNI," imbuhnya.
Anies melihat ketika undang-undang yang sudah berjalan dua dekade dan direvisi merupakan sesuatu hal yang logis. Begitu pula dengan UU TNI. Menurutnya, revisi adalah hal lazim sepanjang tak mendatangkan masalah baru dan sesuai koridornya, dalam hal ini TNI sebagai alat pertahanan negara.
"Jangan sampai revisi ini justru membebani institusi pertahanan dengan tugas-tugas baru yang justru bisa mengurangi fokus utamanya. Karena fokus utamanya tadi, pertahanan negara," tegas Anies.