Angka Stunting di DIY Naik, Ini Upaya BKKBN DIY
- BKKBN DIY melakukan upaya menekan angka stunting di DIY, yang mengalami peningkatan.
- Prevalensi stunting di DIY naik dari 16,4% menjadi 18%, meski Iqbal menyebut data survei tidak mencerminkan angka sesungguhnya.
- Pencegahan stunting dilakukan sejak dini dengan berbagai upaya seperti intervensi pencegahan stunting dan kursus calon pengantin.
Yogyakarta, IDN Times–Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta (BKKBN DIY) melakukan berbagai upaya untuk menekan angka stunting di DIY. Terlebih angka prevalensi stunting di DIY disebut beberapa waktu terakhir mengalami peningkatan.
Salah satu upaya menekan angka stunting tersebut dalam momentum Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31. Mengusung tema Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas, rangkaian Harganas akan digelar tiga hari, mulai Jumat (19/7/2024)–Minggu (21/7/2024), di Kulon Progo.
“Tujuan umum dari penyelenggaraan Harganas ke-31 adalah mensinergikan gerak dan keluarga Indonesia mencegah stunting,” ujar Plt Kepala BKKBN DIY, Mohamad Iqbal Apriansyah, Senin (15/7/2024).
1. Angka prevalensi stunting mengalami peningkatan

Iqbal mengatakan target prevalensi stunting di DIY pada 2024 sebesar 14 persen. Namun, sayangnya prevalensi stunting justru mengalami kenaikan. “Kita posisi sekarang justru naik dari 16,4 persen menjadi 18 persen,” ujar Iqbal.
Meski begitu Iqbal menyebut bahwa data tersebut berdasar survei, tidak mencerminkan angka sesungguhnya. Secara psikologi menurutnya hal tersebut mempengaruhi, seolah-olah 2023 tidak melakukan sesuatu. Padahal berbagai upaya disebut Iqbal telah dilakukan.
Ia menyebut, untuk menekan prevalensi stunting tersebut juga dilakukan intervensi serentak pencegahan stunting pada Juni lalu, dengan meningkatkan kehadiran keluarga berisiko stunting, keluarga sasaran di Puskesmas.
“Itu by name by address, makanya ada satu data lagi stunting tadi berdasar data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat, dan kalau cakupan di atas 95 persen, kita akan gunakan untuk mengoreksi angka stunting tadi," ujar Iqbal.
2. Upaya pencegahan sejak dini

Iqbal menyebut upaya pencegahan stunting tersebut juga dilakukan sejak dini, atau sebelum terbangun keluarga. Pihaknya mengatakan telah bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag), untuk mendorong idealnya calon pengantin pria atau wanita apabila ingin mendaftar jadwal pernikahannya, sudah dijadwalkan 3 bulan sebelumnya.
“Itu untuk mendeteksi, mitigasi dari awal, seandainya ada calon pengantinnya. Kan kita ukur lingkar lengan atasnya minimal 23,5 cm, kalau dibawah itu kurus, lebih dari itu sehat. Kalau kurang kita beri tambah tablet zat darah zat besi. Kita sama teman Dinkes masuk sekolah SMP SMA, pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri,” ujarnya.
Termasuk kesiapan rumah tangga juga ada kursus calon pengantin, melalui aplikasi Siap Nikah Siap Hamil. “Mereka juga akan mendapatkan sertifikat materi. Artinya kita semangatnya zero stunting,” kata Iqbal.
3. Rangkaian acara Harganas ke-31 di DIY
Adapun rangkaian acara Harganas ke-31 diisi dengan berbagai kegiatan, mulai Jumat (19/7/2024) akan ada pameran Usaha Kecil Menengah (UKM), Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA), dan Desa Prima. Melalui kegiatan ini diharap bisa mengenalkan berbagai potensi dan produk yang dihasilkan, sehingga bisa berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas.
Pada hari yang sama juga aka nada hiburan masyarakat, pementasan jathilan dan angguk. Kemudian ada juga kesenian Guyon abah Kirun CS. Tidak hanya sekedar hiburan dalam acara ini juga diselipkan pesan untuk membangun keluarga berkualitas.
Selain itu akan digelar jalan sehat keluarga bebas stunting, pada Sabtu (20/7/2024). Kegiatan tersebut rencananya akan diikuti oleh 3 ribu peserta. Pada puncak peringatan Harganas, atau Minggu (21/7/2024) akan mengundang sejumlah tokoh, dan akan diikuti 2.400 peserta.