Ilustrasi. IDN Times/Mahendra
Selanjutnya, empat kasus baru yang berhubungan klaster warung Soto Lamongan depan XT Square, Umbulharjo. Keempat pasien adalah dari kalangan pembeli.
"Dari kasus Soto Lamongan, ada penambahan dari pembeli. Yaitu 4 positif," tutur Heroe.
Empat pasien baru, menurutnya, terdiri dari dua warga Kotagede, sisanya satu berstatus ASN, dan satu tenaga teknis Pemerintah Kota Yogyakarta.
Sejauh ini, sudah ada 5 orang dari kalangan pembeli yang terkonfirmasi corona. Sementara 1 orang di antaranya adalah warga Bantul dan sudah diumumkan Heroe, Senin (7/9/2020) kemarin.
Total, ada 15 pembeli yang melakukan uji swab, baik di wilayah Kota Yogyakarta maupun Kabupaten Bantul. Di mana selain 5 orang tadi hasinya negatif.
"Di antara pembeli (positif), ada yang hanya beli dan makan di rumah dan terpapar positif. Selebihnya makan di sana. Jadi, penularan bisa terjadi dari benda-benda yang bisa saling disentuh. Baik dari piring, mangkok dan gelas, bahkan plastik pembungkus soto yang dimakan di rumah," ujarnya.
Maka dari itu, kepada para pemilik usaha warung makan diimbau jangan sampai lalai menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19 pula.
"Maka protokol COVID-19 di rumah makan, warung resto dan kafe juga harus memperhatikan peralatan yang bisa saling disentuh bergantian," tegasnya.
Seiring bertambahnya pasien, secara kumulatif ada 20 kasus pada klaster warung Soto Lamongan ini.
Pasien pertama dari klaster ini sendiri adalah pedagang warung soto yang dilaporkan positif corona 29 Agustus 2020. Kemudian, bermunculan kasus-kasus baru dari tetangga, karyawan, dan pembeli di warung tersebut.