TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mahfud Beberkan Sejarah Al Zaytun hingga Titik Nyaman Panji Gumilang

Mahfud MD sebut Al Zaytun sebagai hasil operasi intelijen

Masjid Al-Zaytun (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Yogyakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut Pondok Pesantren Al Zaytun merupakan hasil dari operasi intelijen yang dimaksudkan untuk memecah kelompok Negara Islam Indonesia (NII).

Mahfud menuturkan bahwa Al Zaytun memiliki akar dari NII Komandemen Wilayah (KW) 9, yang tak lain adalah bagian dari operasi intelijen pemerintahan Orde Baru untuk memecah anggota NII asli bentukan Kartosoewirjo.

"Tahun 1985 ini dibentuk KW 9. KW 9 ini yang Pak Panji Gumilang itu adalah hasil operasi intelijen. Itu pemerintah yang buat, untuk melawan NII yang benar (asli)," kata Mahfud di Gedung DPRD DIY, Sabtu (15/7/2023).

"Kalau di dalam shalawatnya orang NU itu kan ada Salawat Asyghil namanya. Wa asyghilid zolimin bid zolimin. Itu biar orang zalim, orang jahat bersama orang jahat itu bertempur, maka dibentuk (KW 9), mereka dipecah agar bertengkar," sambungnya.

1. Hasil pekerjaan Ali Moertopo

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.(IDN Times/Galih Persiana)

Kata Mahfud, tokoh intelijen Ali Moertopo berada di balik operasi ini. Pola kerjanya mirip seperti saat ia campur tangan membentuk Komando Jihad untuk menjinakkan ekstrimis Islam tahun 70an.

"Komando Jihad itu buatan, nggak ada (aslinya) Komando Jihad itu. Tapi, karena Ali Moertopo ingin menekan agar orang Islam takut, terutama di awal Orde Baru, lalu dibentuklah orang, disuruh menyusup, intel masuk ke sana, kumpulkan orang Islam disuruh berpidato menghujat pemerintah," bebernya.

"Pidato kemudian orang ini lari, ditangkap. Banyak yang sampai sekarang hilang," lanjut Mahfud.

Baca Juga: Ketum PP Muhammadiyah Percaya Mahfud MD Tegas Soal Al Zaytun

2. Berdirinya Al Zaytun sebagai entitas anti NII

Masjid Al-Zaytun (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Setelah NII berhasil dipecah, lalu Panji Gumilang yang merupakan bagian dari organisasi itu memisahkan diri, kemudian berdirilah Pondok Pesantren Al Zaytun tahun 1996. Menurut Mahfud, saat itu Panji Gumilang sepenuhnya menjadi anti NII. 

Berdirinya Al Zaytun mendapatkan respon apik dari pemerintah hingga mampu memikat hati para donatur.

"Itu sebabnya jangan heran, dulu Pak Habibie itu mau menyumbang Rp1,2 triliun untuk membangun Al Zaytun, itu sarannya Pak Malik Fajar, Menteri Agama itu bagus. Sarannya BIN waktu itu bagus, karena Panji Gumilang itu memecahkan diri dan membikin sendiri dan betul-betul menjadi anti NII," papar Mahfud.

Panji Gumilang kemudian banyak mendirikan gedung dengan nama-nama tokoh nasional seperti Gedung Soekarno dan Gedung Hatta di Kompleks Ponpes Al Zaytun.

"Pokoknya tokoh-tokoh nasional, lambang Pancasila, semua (santri) harus hapal Pancasila, pendidikan kewarganegaraanya bagus gitu, nah itu yang terjadi," kata dia.

Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut Aset Ponpes Al Zaytun Dibekukan

Verified Writer

Tunggul Kumoro Damarjati

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya