TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Persiapan Super Minim Para Pembina Sebelum Susur Sungai Dilakukan

Baru diusulkan H-1 sebelum kegiatan

IYA, salah satu tersangka tragedi susur Sungai Sempor saat dimintai keterangan di Polres Sleman, Selasa (25/2). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Sleman, IDN Times - Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rudy Prabowo menyebut kegiatan susur Sungai Sempor di Dukuh, Donokerto, Turi, yang diikuti dan menewaskan sejumlah siswa SMP Negeri 1 Turi, Jumat (21/2), minim perencanaan serta persiapan.

Jarak waktu antara perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan sangatlah mepet.

Baca Juga: Tersangka IYA Akui Tak di Lokasi Saat Insiden Sungai Sempor Terjadi

1. Titik penyusuran baru

Proses evakuasi korban terakhir susur sungai Sempor. Dok. Basarnas Yogyakarta

Dijelaskan Rudy, yang menginisiasi kegiatan susur sungai ini adalah tersangka IYA, (36), warga Caturharjo, Sleman. Tahun lalu dia pernah menginisiasi kegiatan serupa, hanya saja lokasinya berbeda.

"Lokasinya ada di utara titik yang sekarang. Titik ini baru, inisiatornya si IYA," kata Rudy di Polres Sleman, Selasa (25/2).

Setelahnya, tersangka langsung melakukan survei lokasi untuk kegiatan susur sungai tersebut.

2. Baru diusulkan sehari sebelum kejadian

Tersangka IYA saat memberikan keterangannya, Selasa (25/2). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Survei itu kemungkinan menjadi satu-satunya yang disiapkan kelompok pembina. Pasalnya, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap tersangka dan saksi yang dibeberkan Rudy, dalam forum pembahasan antar pembina sama sekali tidak didapati diskusi mengenai persiapan perlengkapan pengamanan.

"Inilah yang mereka tidak perhitungkan dalam masa perencanaan," kata Rudy.

Bahkan, pengusulan kegiatan susur sungai kepada para pembina dan penggalang itu sendiri baru diusulkan oleh IYA saat hari Kamis (20/2). "Bisa dibilang susur sungai untuk titik itu (TKP) baru muncul oleh IYA di hari Kamis. H-1 lewat WhatsApp grup. Bisa dibilang sangat minim sekali persiapan."

IYA sendiri pasca survey lapangan, mengaku telah memahami kontur sungai dan medan Sungai Sempor dengan titik yang akan dilalui para siswa. Namun, kesalahannya adalah keliru memperkirakan debit air sewaktu kejadian, karena beberapa hari ke belakang juga sempat hujan di daerah sana.

"Sudah memahami wilayahnya itu, namun dia tidak ada inisiatif untuk melakukan pengecekan ke lapangan debit airnya seperti apa lima hari terakhir seperti apa," ungkap Rudy.

Baca Juga: Cerita Dua Orang Pahlawan Susur Sungai Sempor, Menolong Puluhan Anak 

Berita Terkini Lainnya