TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bathtub asal Bantul Melanglang Buana Sampai ke Eropa

Bermodal nol rupiah, Dika kini bisa raup omzet ratusan juta

Pemilik Villo Indonesia, Dika Hendrawati (tengah). (Dok. istimewa)

Bantul, IDN Times - Bangunan workshop di Jalan Sepiangin Selatan, Grojogan, Kalurahan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, ini tampak sederhana jika dibandingkan workshop kerajinan lain yang berada di lokasi sekitarnya. Namun, siapa sangka jika handmade bathtub yang dikerjakan di tempat ini sudah melanglang buana hingga ke Eropa? 

Yang lebih mengejutkan, usaha ini ternyata dirintis sang pemilik dengan modal nol rupiah. Berikut ini sedikit cerita yang dibagikan oleh Dika Hendrawati, pemilik Villo Indonesia, yang bathtub-nya laris sampai ke luar negeri.

1. Mulai berbisnis sejak masih jadi karyawati bank

Pemilik Villo Indonesia, Dika Hendrawati. (Dok. Istimewa)

Dika mengaku, dirinya atau keluarganya tak memiliki latar belakang wirausaha. Namun, kariernya di perbankan membuatnya bertemu dengan nasabah-nasabah yang memberinya inspirasi dan motivasi untuk bisnis ini.

"Dulu aku karyawati bank. Aku banyak menjalin relasi dengan nasabah yang merupakan eksportir. Dari situ aku terpikir untuk membuat produk yang marketnya berskala global, bukan hanya lokal," ungkapnya kepada IDN Times, Jumat (2/6/2023).

Gayung bersambut, suatu hari Dika diminta temannya dari Bali untuk mencarikan bathtub di Jogja untuk vila. Kesempatan itu pun tak ia sia-siakan. Ia pun mencari perajin untuk membuat bathtub sesuai spesifikasi yang diminta sang teman.

"Aku mulai cari bathtub waktu masih (kerja) di bank. Dulu masih awam, akhirnya cari tahu tentang produknya. Di Jogja ada beberapa perajin yang bisa bikin produk. Awalnya aku order ke mereka," ucap alumnus Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Yogyakarta tersebut. 

Hanya saja, ia mengeluhkan kualitas produk yang diperolehnya dari supplier kurang konsisten. "Akhirnya aku mulai belajar bikin produk sendiri dan melakukan quality control untuk memenuhi kualitas yang diinginkan," kata Dika.

Baca Juga: Petani Millennial Raup Cuan lewat Bertanam Empon-empon

2. Modal nol rupiah

Produk Villo Indonesia (Dok. Istimewa)

Perempuan kelahiran Bantul ini mengatakan ia membangun usaha dari nol tanpa modal sama sekali. Caranya, ia menerapkan sistem pre-order dengan uang muka senilai 50 persen dari harga produk. 

"Sebelum dikirim, pelunasan. Jadi, modalku nol rupiah, karena cuma muterin uang DP (down payment) customer," terangnya.

Ketika Villo Indonesia mulai membuat produk sendiri, jumlah perajin yang dipekerjakan Dika hanya 2 orang. Namun, kini ia bisa mempekerjakan hingga 12 orang karyawan yang berasal dari Bantul sampai Gunungkidul. Sebagian adalah pekerja lepas, yang diberdayakan ketika workshop-nya sedang banjir orderan. Sementara, konsumennya kala itu tersebar dari Bali, Jabodetabek, Surabaya, Jogja, hingga Kalimantan.

3. Merambah ke mancanegara

Produk Villo Indonesia (Dok. Istimewa)

Dika turut memaparkan awal cerita produknya merambah ke luar negeri. Bermula dari seorang pelanggan dari Spanyol yang tertarik dengan bathtub bikinannya. Menurutnya, produk handmade yang sustainable dan eco-friendly sangat diminati konsumen mancanegara.

"Awalnya aku kebingungan dengan pengiriman, legalitas, dan semacamnya. Jadinya, belajar ekspor barang sambil jalan," ungkapnya.

Untungnya, ia lantas bergabung dengan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Daerah Istimewa Yogyakarta. Lewat asosiasi tersebut, ia memperoleh berbagai informasi dan kemudahan dalam urusan bisnis mebel ekspor. 

"Kini, produk Villo Indonesia sudah merambah ke negara Eropa seperti Belanda, Spanyol, lalu Qatar, Maldives, hingga Australia," ujar Dika.

Baca Juga: Unik, Kerajinan Action Figure Anime dari Sandal Jepit Bekas

Berita Terkini Lainnya