TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Promosikan Sumbu Filosofi untuk Pariwisata, DIY Bisa Tiru Singapura

Pemerintah daerah dan pelaku wisata harus bekerja sama

Penyerahan sertifikat Sumbu Filosofi Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Intinya Sih...

  • Sumbu Filosofi Yogyakarta ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO sejak September 2023
  • Penetapan Sumbu Filosofi diharapkan bisa memacu pertumbuhan pariwisata DIY dan menjadi branding yang bagus
  • Promosi, event terus menerus, sinergi antara pemerintah, industri pariwisata dan masyarakat diperlukan untuk meningkatkan dampak penetapan Sumbu Filosofi bagi pariwisata

Yogyakarta, IDN Times - Sumbu Filosofi Yogyakarta ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO sejak 18 September 2023. Hampir satu tahun sejak penetapan itu, Sumbu Filosofi diharapkan bisa menjadi penguat bagi branding Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di mata dunia internasional, dan berpotensi memacu pertumbuhan pariwisata

Sinergi sejumlah pihak untuk mempromosikan hal tersebut terutama untuk wisata menjadi bagian penting untuk segera dilakukan. Untuk mengetahui sejauh mana dampak penetapan Sumbu Filosofi bagi pariwsata di DIY, IDN Times mewawancarai Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Wahyu Wikan Trispratiwi.

 

 

Hampir 1 tahun Sumbu Filosofi Yogyakarta, ditetapkan sebagai warisan dunia, apakah memberikan dampak signifikan terhadap kunjungan wisata di DIY?

Sumbu Filosofi Yogyakarta (jogjaprov.go.id)

Sumbu Filosofi yang memanjang dari Tugu, Keraton Jogja, sampai Panggung Krapyak, data dampak kunjungan wisata saat ini belum ada. Hanya bagi pelaku wisata, penetapan Sumbu Filosofi itu menjadi branding yang bagus. Jogja mempunyai world heritage yang diakui oleh dunia, bahwa kita punya Sumbu Filosofi. 

Dampaknya adalah meningkatkan branding kita, itu menjadi kuat. Dimana Jogja telah menjadi kota budaya, diperkuat dengan Sumbu Filosofi. Sekarang masih taraf edukasi ya, ada bus yang tur untuk Sumbu Filosofi. Saya pernah ikut, tapi memang belum dikomersialkan.

Adanya Sumbu Filosofi, PHRI memproyeksi wisatawan mancanegara banyak berdatangan, atau hanya akan mempengaruhi wisatawan dalam negeri?

Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Wahyu Wikan Trispratiwi,

Dua-duanya, karena kita dikatakan world heritage itu, menjadi (daya tarik) wisatawan khusus, yang memang senang dengan heritage. Saya sampaikan orang melihat Sumbu Filosofi ini maknanya sejarahnya bagaimana, mereka masih tanda kutip hanya beberapa (yang tertarik), tapi ada market khusus yang senang dengan heritage. Sedangkan kalau wisatawan asing, mereka datang ke Jogja ke suatu tempat untuk mengenal sesuatu yang di tempat mereka tidak ada, salah satunya Sumbu Filosofi ini.

Wisatawan asing cukup banyak dari Asia, ada Eropa. Asia mungkin setipikal dengan domestik, kalau bicara domestik harus diperbanyak history, story telling harus diperkuat, harus terus menerus promosi.

Kami dari PHRI sebelum ditetapkan Sumbu Filosofi, beberapa promosi yaitu direct promotion sudah kami lakukan, seperti table top, di mana kami sebagai seller, bertemu para buyer, dari travel agent yang kita ambil dari kota-kota besar, seperti Bali, Bandung, Surabaya, Jakarta, kita lakukan ke sana, direct ke sana. Ada juga melakukan promosi wisata di luar negeri, seperti Matta Fair.

Baca Juga: 7 Rekomendasi UNESCO Usai Sumbu Filosofi Yogyakarta jadi Warisan Dunia

Agar branding Sumbu Filosofi lebih cepat mengena, apa yang perlu dilakukan?

peta sumbu filosofi Jogja (instagram.com/gudangjogja.id)

Yang pertama adalah, orang tertarik saat diadakan suatu event. Di Sumbu Filosofi itu harus terus menerus dilakukan suatu event, dan tentunya harus sinergi. Maksud saya dipikirkan tidak hanya pemerintah kota (Yogyakarta), karena Sumbu Filosofi ini adalah provinsi (pengajuannya).

Jadi harus dipikirkan secara sinergi terus menerus. Malioboro jadi bagian, Tugu sudah ada Wayang Jogja Night Carnival, tapi harus ditambah (ragam event). Harus bersinergi, tidak hanya pemerintah, juga industri pariwisata dan masyarakat sendiri.

Selain event, sekarang yang perlu dilakukan adalah melakukan promosi dengan influencer, sosial media. Kita bisa mengundang vlogger atau blogger yang mengenalkan Sumbu Filosofi, terus menerus tidak hanya sekali. Tentunya tools promo itu diperbanyak. Ada informasi tentang Sumbu Filosofi.

Khusus untuk perhotelan, hotel yang ada di kawasan Sumbu Filosofi mendapatkan prajurit bregada, bantuan Dinas Pariwisata DIY, support Kementerian Pariwisata, di depan ada prajurit bregada itu jadi identitas.

Apakah positioning wisata Jogja belum tampak gencar di medsos?

Gencar, sih gencar, tapi dilakukan industri dan individu masing-masing. Bukan dilakukan sebagai kesatuan. Jogja sebagai center tourism belum aktif.

Ya (belum ada sinergi lebih), jalan sendiri-sendiri. Tidak bosan-bosannya, kami senang sebenarnya bisa saling bergandengan. 

Yang jelas PHRI tidak bicara meningkatkan jumlah wisatawan, enggak, tujuan kita bagaiman pendapatan revenue hotel. Caranya tidak hanya orang datang, tujuan kita bukan mass tourism, tapi juga MICE-nya, tidak hanya menginap satu malam saja, tapi orang datang untuk meeting internasional. Dampaknya tidak hanya hotel bintang 5 saja.

Siapa yang menjadi penanggung jawab promosi wisata?

pixabay.com/WebTechExperts

Kalau OPD masing-masing saya kurang tahu, tapi Kominfo. Ini kan mau bersinergi medsos kan? Itu bagian dari tanggung jawab informasi. Pariwisata memang bertanggung jawab untuk mendatangkan kunjungan dalam hal ini budaya (Dinas Kebudayaan) mengadakan event melakukan kegiatan, tapi kemudian siapa yang promosi. Sinergi harus dilakukan, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Kominfo, industri duduk bareng.

Singapura bisa dicontoh, punya Singapore Tourism Board, kalau mau dibuat seperti itu, kalau saya katakan salah satu yang bertanggung jawab dan sangat berhasil. Contoh Coldplay, masyarakat untuk mendapatkan tiket konser seperti itu luar biasa.
Singapura seminggu dan yang melakukan Singapore Tourism Board.

Ini lho harus ada kebijakan, komunitas heritage sangat banyak yang perlu didiukung. Setahu saya masing-masing kabupaten kota cukup aktif, cuma memang perlu sinergi. Ada calender event DIY launchingnya wow, tapi setelah launching, tidak diikuti setiap bulan. Misal dua bulan lagi, ada apa harusnya gencar mulai sekarang. 

Berita Terkini Lainnya