TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PHRI DIY Ungkap Penyebab Turunnya Okupansi Hotel di Libur Lebaran 

Dari kurangnya event hingga kemacetan

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Intinya Sih...

  • Okupansi hotel di DIY turun menjadi 80 persen selama libur Lebaran, jauh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 90 persen.
  • Kurangnya event, terutama event berskala internasional, menjadi faktor utama penurunan okupansi hotel. Sinergi dari berbagai pihak diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
  • Kemacetan di sejumlah ruas jalan menuju DIY juga menyebabkan penurunan okupansi hotel. Pola pengaturan lalu lintas perlu diperhatikan oleh pemerintah.

Yogyakarta, IDN Times - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PHRI DIY) mencatat masalah kemacetan hingga kurangnya event menjadi penyebab turunnya okupansi libur Lebaran tahun ini jika dibanding tahun lalu. Perlu adanya sinergi dari berbagai pihak ke depannya.

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan okupansi hotel selama libur Lebaran di DIY hanya mencapai kisaran 80 persen. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibanding libur Lebaran tahun lalu yang bisa mencapai 90 persen.

"Jadinya hanya 80 persen, target kita 90 persen, perkiraan 85 persen sekian, melorot jadi 80 persen. Turun dibanding Lebaran tahun lalu, bisa 90 persen. Natal tahun baru 95 persen," ungkap Deddy di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (16/4/2024).

1. Kurangnya event besar jadi penyebab turunnya okupansi

ilustrasi hotel (unsplash.com/martenbjork)

Deddy menilai ada beberapa faktor yang menyebabkan okupansi hotel di DIY tidak maksimal. Pertama, kurangnya event, terutama event yang berskala internasional, selama libur Lebaran. Menurutnya dengan adanya event yang menarik, tidak hanya menambah jumlah wisatawan, tapi juga menambah lama tinggal.

"Kami mendorong pemerintah bikin event selama libur Lebaran. Bersifat internasional, bukan hanya masyarakat Indonesia. Ini nantinya menimbulkan minat untuk stay lebih lama, tidak hanya di kota, tapi seluruh kabupaten di DIY," kata Deddy.

2. Masalah akses jadi persoalan

Kendaraan melintas di jalan tol fungsional Solo-Yogyakarta dengan berlatar belakang Gunung Merapi. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Deddy menyebut selain event kemacetan yang terjadi di sejumlah ruas jalan tidak hanya di DIY, tapi menuju DIY menjadi penyebab turunnya okupansi. Tidak hanya jalan namun Deddy mengatakan pola pengaturan lalu lintas juga perlu jadi perhatian pemerintah.

"Saya kira menjadi evaluasi bersama. Kemacetan bukan hanya di DIY, tapi menuju DIY. Ini menjadi PR kita, tidak hanya PHRI tapi stakeholder wisata lain, maupun dinas terkait," ujar Deddy.

Baca Juga: Libur dan Cuti Lebaran, Okupansi Hotel di Bantul Rendah

Berita Terkini Lainnya