TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pesan Muhadjir Effendy saat Pembukaan Rakernas MPKS PP Muhammadiyah

Minta perhatikan anak yatim dan difabel 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) yang juga Ketua PP Muhammadiyah, Muhadjir Effendy. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Yogyakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), yang juga Ketua PP Muhammadiyah, Muhadjir Effendy mendorong Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) PP Muhammadiyah, meminta untuk memperhatikan anak yatim piatu dan difabel.

"Kerja keras memberikan yang terbaik atas nama kemanusiaan, Lillahi ta'ala," ujar Muhadjir saat membuka Rapat Kerja Nasional MPKS PP Muhammadiyah 'Tajdid AUMSOS Abad ke-2: Modernisasi Manajemen Menuju AUMSOS yang Profesional, Inklusif dan Mandiri', di SM Tower & Convention di Kota Yogyakarta, Jumat (11/8/2023).

1. Menyantuni anak tak punya orangtua hingga terlantar

Pembukaan Rapat Kerja Nasional MPKS PP Muhammadiyah 'Tajdid AUMSOS Abad ke-2: Modernisasi Manajemen Menuju AUMSOS yang Profesional, Inklusif dan Mandiri', di SM Tower & Convention, Jumat (11/8/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Muhadjir meminta untuk berjihad dengan cara menyantuni orang yang membutuhkan, seperti halnya anak yatim. Dijelaskannya anak yatim tidak hanya anak yang telah kehilangan orangtuanya, termasuk anak yang orangtuanya tidak mampu.

"Bapak ibu ada tapi gak berdaya, itu yatim kan. Pengertian yatim sebenarnya adalah anak terlantar. Salah satu penyebabnya adalah ketika anak ditinggal meninggal orangtuanya, tapi belum tentu juga yatim kalau ada keluarga lain yang bisa mengurus dengan baik," ujarnya.

Baca Juga: Biaya Kuliah Terus Naik, Jogja sedang Tidak Baik-baik Saja

2. Anak-anak harapan masa depan bangsa

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) yang juga Ketua PP Muhammadiyah, Muhadjir Effendy. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Diungkapkan Muhadjir penting untuk memperhatikan anak-anak, yang menjadi harapan generasi masa depan. Dikhawatirkannya jika terjadi lost generation, bangsa ini bakal stagnan atau bahkan mundur.

"Kalau generasi pengganti mengalami apa yang disebut lost generation, generasi yang hilang, kita tidak mungkin mengharapkan bangsa ini akan maju," kata dia.

Baca Juga: Muhamadiyah Rambah Bisnis Perhotelan SM Tower and Convention di Jogja 

Berita Terkini Lainnya