TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jumlah Keterisian Buka Bersama di Hotel Jogja Menurun, Ini Penyebabnya

Paket buka puasa jadi andalan pemasukan hotel saat Ramadan

Ilustrasi hidangan buka bersama (pexels.com/Askar Abayev)

Yogyakarta, IDN Times - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PHRI DIY) mencatat penurunan keterisian buka bersama di hotel selama Ramadan tahun ini. 

"Buka bersama mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Dulu bisa mencapai 85 - 90 persen, saat ini baru 70 - 80 persen per harinya," ujar Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, Kamis (4/4/2024).

1. Daya beli masyarakat turun, karena naiknya harga kebutuhan pokok

ilustrasi tempat makan (instagram.com/bornga.indonesia)

Deddy menyebut penyebab penurunan keterisian, disebabkan menurunnya daya beli masyarakat dan harga bahan pokok meningkat. Hal ini membuat harga paket buka puasa terkerek naik.

"Daya beli masyarakat turun, karena bahan pokok naik. Otomatis harga per pax di hotel maupun resto juga akan naik. Hotel maupun resto yang harga di bawah Rp50 ribu (per pax) itu masih bagus," ungkap Deddy.

2. Paket buka puasa jadi andalan hotel saat Ramadan

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PHRI DIY), Deddy Pranowo Eryono. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Deddy mengungkapkan meski penurunan tidak signifikan, namun paket buka puasa menjadi andalan hotel saat momen Ramadan. Pasalnya saat Ramadan, tingkat okupansi kamar turun cukup signifikan.

"Bukber ini diandalkan, kami menutup operasional selama bulan puasa. Okupansi kamar bulan puasa ini untuk hotel bintang kisaran 30 - 50 persen. Non bintang hanya 10 - 25 persen," kata Deddy.

Baca Juga: 8 Promo Bukber di Hotel Bintang 5 Jogja, Sajian Turki sampai Eropa

Berita Terkini Lainnya