TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Rencana TPS Sementara Tamanmartani Setelah 45 Hari

Sampah akan diolah jadi kompos

TPS Sementara di Padukuhan Kebon, Kalurahan Tamanmartani, Kalasan. (IDN Times/ Herlambang Jati Kusumo)

Sleman, IDN Times - Tempat pembuangan sampah (TPS) Sementara di Padukuhan Kebon, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, akan digunakan untuk menangani sampah di Sleman, kurang lebih 45 hari ke depan. Setelah penggunaan sementara selama 45 hari sampah akan dijadikan kompos, dan sebagian lainnya diangkut ke TPA Piyungan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman, Epiphana Kristiyani, menjelaskan setiap sampah yang dibawa dari truk-truk, selanjutnya sampah ditempatkan di lokasi TPS Sementara, dan akan disemprot dengan ecolindi. "Kemudian kita tutup dengan geomembran semua," ujar Epiphana, Senin (7/8/2023).

1. Jadi kompos dan sebagian ke TPA Piyungan

Ilustrasi TPA Piyungan Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Diungkapkan Epiphana dengan ditutup tersebut, akan mempercepat proses fermentasi sampah. Sampah organik akan menjadi kompos. Masyarakat pun nantinya dipersilahkan untuk mengambil jika sudah menjadi kompos.

"Jadi nanti setelah 45 hari akan kita ayak, kita dapatkan kompos," ungkap Epiphana.

Sementara itu untuk sampah anorganik, akan dibawa ke TPA Piyungan, Bantul. "Ini kan hanya titip sampai tanggal 5 September 2023. Per harinya 50 ton sampah nanti dikirim ke sini (TPS Sementara)," tambah dia.

Baca Juga: TPS Sementara di Tamanmartani Mulai Beroperasi, Tampung 50 Ton Sampah

2. Hanya 10 truk setiap hari

TPS Sementara di Padukuhan Kebon, Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Sleman. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Epiphana mengatakan untuk pengangkutan 50 ton sampah tersebut akan dilakukan dengan 10 truk setiap harinya. Nantinya akan ada orang yang mengurus untuk lalu lintas truk pengangkut sampah tersebut.

"Ada jadwalnya, dan ini masyarakat di kebun ini sudah punya panitia. Jadi kita sudah lewat satu truk misalnya jadi 11, ya bisa truk itu disuruh pulang. Kalau mau tetap berlanjut, kalau tidak ya ditutup," ungkap Epiphana.

Baca Juga: Kandang Maggot Jogja Bisa Serap 1 Ton Sampah Organik Per Hari

Berita Terkini Lainnya