TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bandara Baru Jogja Butuh Fasilitas Penunjang Berskala Internasional

Butuh konektivitas antar destinasi wisata

Bandara Yogyakarta International Airport. (Dok. PT Angkasa Pura 1)

Bantul, IDN Times- Keberadaan Yogyakarta Internasional Airport (YIA) yang akan akan beroperasi penuh pada 2020 diprediksi akan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke DI Yogyakarta. Namun, YIA membutuhkan infrastruktur penunjang berskala internasional untuk menarik minat wisatawan mancanegara berkunjung.

Baca Juga: Bandara YIA Akan Memiliki New Beringharjo dan Koridor Malioboro

1. YIA bisa dongkrak jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

IDN Times/Daruwaskita

Sekretaris DPD Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (SITA) DI Yogyakarta Boby Arbianto Setyo Ajie mengatakan agar YIA menarik penerbangan internasional sejumlah syarat harus dipenuhi seperti rumah sakit internasional, hotel berbintang dan fasilitas international lainnya.‎

"Jadi tahun 2020 dengan beroperasinya Bandara YIA menjadi peluang untuk menuju target yaitu banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Yogya dan juga Jateng," katanya usai bertemu dengan Bupati Bantul, Selasa (3/9).

2. Setiap destinasi wisata harusnya terkoneksi dengan transportasi publik‎

IDN Times/Holy Kartika

Selain bandara yang bersifat internasional, Boby menambahkan idealnya semua destinasi wisata terkoneksi dengan transportasi publik. Sehingga memudahkan wisatawan untuk berkunjung.

"Wisatawan akan lebih murah untuk berkunjung ke berbagai destinasi wisata yang ada di Yogyakarta," tuturnya.

3. Wisatawan mancanegara butuh akses yang mudah dan murah‎

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Boby menyatakan saat ini market wisata terbagi 2 yaitu generasi milenial dan generasi usia di atas 45 tahun. Pada generasi milenial mereka tidak loyal customer dan hanya berpikir sesuatu yang menarik dan murah serta berpindah sewaktu-waktu. Karenanya, pelaku wisata perlu mensikapi kondisi itu.

"Nah di generasi yang usianya di atas 45 tahun untuk berwisata itu butuh persiapan 1 tahun namun generasi millennial seminggu saja bisa langsung berubah pikiran. Nah cara berpikir kita juga harus berbeda. Bagaimana wisata mudah datang dan biayanya murah," tuturnya.‎

Baca Juga: UNY Beri Sultan Gelar Doktor Honoris Causa 

Berita Terkini Lainnya