Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Flora Jadi Maskot dan Identitas di Daerah Istimewa Yogyakarta

Kelapa Gading sebagai identitas Kota Yogyakarta (kehati.jogjaprov.go.id)

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki fauna dan flora identitas yang dijadikan sebagai maskot dari masing-masing kota dan kabupaten. Beberapa fauna yang menjadi maskot antara lain burung anis merah yang disematkan sebagai identitas Kabupaten Sleman. Gunungkidul memiliki lebah madu serta burung ketutur yang menjadi maskot untuk Kota Yogyakarta.   

Tak hanya fauna, di bawah ini terdapat flora yang merupakan identitas di kota dan kabupaten di DIY. Yuk, cari tahu informasinya di bawah ini!

1. Kota Yogyakarta

Kelapa Gading sebagai identitas Kota Yogyakarta (kehati.jogjaprov.go.id)

Kota Yogyakarta memiliki pohon kelapa gading (Cocos nucifera) sebagai flora identitas dan maskot Kota Pelajar tersebut. Kelapa gading ditetapkan sebagai flora identitas Kota Yogyakarta berdasarkan Keputusan Walikotamadya Yogyakarta Nomor 2 tahun 1998.

Keberadaan pohon ini melekat pada kehidupan masyarakat Yogyakarta. Tak hanya sebagai tanaman, kelapa ini juga dikenal sebagai tanaman raja serta mempunyai nilai filosofis dan budaya yang sangat tinggi, antara lain sebagai kelengkapan pada upacara tradisional atau religius dan mempunyai makna simbolis serta berguna sebagai obat tradisional.

Kelapa ini umumnya ditemukan di pekarangan rumah, karena bentuknya yang tidak begitu tinggi dan  buahnya tidak terlalu besar.

2. Kabupaten Bantul

Buah sawo kecik. pixabay.com/damrithep

Pohon Sawo Kecik (Manilkara kauki(L.) Dubard) merupakan flora Kabupaten Bantul yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Bantul Nomor 567/B/Kep/BT/1998. Pohon ini memiliki arti filosofi sarwo becik atau serba dalam kebaikan. Pada umumnya ditanam di gerbang atau halaman rumah sebagai simbol bahwa siapapun yang memasuki atau keluar dari rumah tersebut harus serba baik yaitu niat dan perbuatannya. 

Sebagai identitas flora Kabupaten Bantul, Sawo Kecik bisa dijumpai hampir di seluruh kompleks perkantoran pemerintah desa sampai kantor Bupati Bantul.

Selain sebagai simbol makna serba kebaikan, pohon sawo kecik bisa digunakan sebagai peneduh, buah mengandung khasiat obat-obatan, serta batang pohon dan akar yang bisa dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan membuat kerajinan. 

Di Daerah Istimewa Yogyakaerta (DIY), tanaman ini disebut Sawo Jawa yang dijadikan tanaman pertanda bahwa orang yang menanamnya adalah abdi dalem keraton. Pohonnya sebagai peneduh dan tanaman hias, kayu dapat digunakan sebagai bahan warangka keris, bahan bangunan, perkakas atau perabot rumah tangga, alat-alat pertukangan serta benda-benda seni seperti patung, ukir-ukiran. Tak ketinggalan buahnya dapat dimakan.

3. Kabupaten Kulon Progo

Pohon Manggis sebagai identitas Kabupaten Kulon Progo (pixabay.com/Najib-Zamri )

Flora identitas Kabupaten Kulon Progo adalah Manggis (Garcinia mangostana L.). Buah Manggis ditetapkan sebagai flora identitas Kabupaten Kulon Progo berdasarkan Keputusan Bupati Kulon Progo No. 93/SK KDH/A/1999. 

Pohon Manggis selain buahnya yang manis, juga digunakan untuk obat-obatan tradisional. Kulit buah Manggis biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai peluruh haid, obat sariawan, penurun panas, pengelat (astringen), dan obat disentri. Selain itu, Antosianin yang memberikan warna ungu dalam kulit dapat digunakan sebagai alternatif pewarna alami untuk makanan dan tekstil.

Kulit buah manggis secara in vitro mempunyai aktivitas anti Plasmodium falciparum, antibakteri, antioksidan, menginduksi apoptosis pada sel leukemia, anti-jerawat dan anti TBC. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pohon manggis tersebar di Kabupaten Sleman, Kulon Progo dan Bantul.

4. Kabupaten Sleman

Salak Pondoh sebagai identitas Kabupaten Sleman (kehati.jogjaprov.go.id)

Flora identitas Kabupaten Sleman adalah salak pondoh (Salacca edulis Reinw). Salak Pondoh telah ditetapkan sebagai flora identitas Kulon Progo berdasarkan Keputusan Bupati Sleman Nomor 93/SK KDH/A/1999.

Salak pondoh adalah salah satu kultivar salak yang banyak tumbuh di wilayah Kabupaten Sleman, terutama wilayah di lereng Merapi. Salak ini memiliki citra rasa yang manis atau tidak sepet sejak buah masih muda. 

Tinggi tanaman salak pondoh sekitar 1.5-5 meter, memiliki batang pokok yang beruas-ruas dan umumnya tegak namun dapat menjalar di permukaan tanah. Bunga salak terdiri atas bunga jantan dan betina yang terdapat pada pohon yang berbeda. Bunga jantan memiliki panjang berkisar 20 cm berwarna cokelat kemerahan. Dan hanya mekar hingga 3 hari saja.

Bunga betina panjangnya mencapai 40 cm dan berwarna cokelat, berbintik merah dan mempunyai 3 petal. Bunga yang telah siap diserbuk ditandai dengan bunga berwarna merah dan mengeluarkan aroma harum, waktu yang paling baik untuk penyerbukan adalah hari ke dua saat bunga mekar.

Tipe buah salak adalah buah batu berbentuk bulat telur terbalik. Bagian luarnya terbungkus oleh kulit yang menyerupai sisik-sisik berwarna kuning cokelat. Dinding buah tengah (sarkotesta) tebal berdaging, berwarna kuning krem sampai keputihan memiliki rasa manis dan masam. 

5. Kabupaten Gunungkidul

Pohon nangka sebagai identitas Kabupaten Gunungkidul (kehati.jogjaprov.go.id

Flora identitas Kabupaten Gunungkidul adalah pohon nangka (Artocarpus heterophyllus Lam). Pohon nangka ditetapkan menjadi flora identitas berdasarkan Perda Kabupaten Gunungkidul Nomor 3 tahun 1999.

Pohon Nangka umumnya berukuran sedang, tingginya berkisar 20 meter memiliki batang berbentuk bulat silindris dengan diameter sekitar 1 meter.  Nangka biasanya akan dipanen buahnya, dimakan dalam keadaan segar, diolah menjadi aneka jenis makanan daerah, dodol nangka, kolak nangka, dan lain-lain. Nangka juga digunakan sebagai pengharum es krim dan minuman. Biji nangka, dikenal sebagai beton, dapat direbus dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan.

Buah Nangka muda atau biasa disebut tewel atau gori juga sangat digemari sebagai bahan makanan. Salah satu makanan khas Yogyakarta yang terbuat dari bahan baku nangka muda adalah gudeg. 

Itulah beberapa flora yang merupakan identitas Kota dan Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang harus dilestarikan perkembangannya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us