Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi. Wisatawan melihat letusan Gunung Merapi dari Bukit Klangon, Cangkringan, Sleman, Selasa (3/3/2020). (ANTARA FOTO/Rizky Tulus)

Sleman, IDN Times - Selama sepekan Gunung Merapi mengeluarkan sebanyak tiga kali awan panas guguran. Berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) tanggal 20-26 Mei 2022, awan panas guguran mengalir ke arah Barat Daya atau hulu Sungai Bebeng.

"Jarak luncur maksimal 2 ribu meter, sedangkan guguran lava teramati sebanyak 144 kali ke arah Barat Daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2 ribu meter," papar kepala BPPTKG, Hanik Humaida, Sabtu (28/5/2022). 

1. Tak ada perubahan ketinggian kubah

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Pengamatan BPPTKG pada kubah Barat Daya, tidak teramati adanya perubahan ketinggian kubah. "Kubah bagian tengah juga tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan," papar Hanik.

Berdasarkan analisis foto volume kubah lava Barat Daya terhitung sebesar 1.551.000 m3, dan kubah tengah sebesar 2.582.000 m3.

2. Intensitas kegempaan cukup tinggi

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida IDN Times/Tunggul Damarjati

Selama sepekan intensitas kegempaan Merapi dipantau masih cukup tinggi. Deformasi Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,6 cm per hari.

"Intensitas curah hujan sebesar 48 mm/jam selama 40 menit di Pos Kaliurang, namun tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Merapi," kata Hanik. 

 

3. Aktivitas masih tinggi, warga perhatikan potensi bahaya

Pengunjung berada di kawasan gardu pandang Gunung Merapi, Kalitalang, Balerantai, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (20/8/2019). (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

BPPTKG mengingatkan aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas masih siaga, warga harus memperhatikan potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan–Barat Daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng maksimal 7 km.

Pada sektor Tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. 

"Masyarakat dilarang melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi," pungkas Hanik. 

Editorial Team