Pantauan Gunung Merapi. (Dok. Istimewa)
Sementara itu, melalui media sosialnya, BPPTKG pada Senin (22/1/2024) pagi telah menginformasikan Laporan Aktivitas Gunung Merapi dengan periode pengamatan pada 21 Januari 2024 pukul 00.00-24.00 WIB. Berdasarkan pengamatan tersebut, tingkat aktivitas Merapi masih berstatus siaga level tiga, sebagaimana yang sudah ditetapkan sejak 5 November 2020.
Pada laporan ini disampaikan, secara visual asap kawah tidak teramati. Namun telah teramati satu kali letusan tinggi kolom dan luncuran tidak teramati. Selain itu, telah terjadi empat kali guguran awan panas ke arah barat daya atau Kali Bebeng dengan estimasi jarak luncur 2.000 m.
Menurut BPPTKG, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebang sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak gunung.
Sementara itu, data pemantauan pun menunjukkan suplai magma masih berlangsung. Hal ini dapat memicu terjadinya guguran awan panas di dalam daerah potensi bahaya. Untuk itu, BPPTKG DIY merekomendasikan masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat juga diimbau agar mewaspadai bahaya lahar dan guguran awan panas, terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi. Masyarakat pun diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.