Bantul, IDN Times - Aktivis 1998 Yogyakarta menyatakan tantangan 21 tahun pasca reformasi adalah syair "Darah Juang" yang saat hanya menjadi kenangan. Keberadaan politik identitas kini juga makin santer digaungkan untuk merongrong konsensus kebangsaan yang dibangun para pendiri bangsa.
"Kita hingga saat ini masih prihatin pada ketidakadilan seperti lagu "Darah Juang" yang masih tetap ada. Namun ada sesuatu yang lebih besar lagi yang harus dilawan yaitu hadirnya politik identitas,"kata Supriyanto, aktivis 1998 yang juga perwakilan aktivis Gang Rode dalam Diskusi Refleksi 21 Tahun Gerakan Reformasi "Melanjutkan Tugas Kebangsaan Kita" yang berlangsung di Kampung Mataraman, Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Senin petang (20/5).