ilustrasi kegiatan produktif remaja (pexels.com/@Fox)
Rizal memaparkan, salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mencegah remaja terlibat dalam aktivitas negatif seperti klitih, adalah dengan menciptakan lingkungan yang positif.
“Lingkungan positif harus dimaknai sebagai lingkungan yang memberi rasa aman bagi siswa untuk melakukan kegiatan sesuai dengan kodratnya sebagai manusia, juga dimaknai dengan adanya peran masyarakat yang terkecil dalam membangun kegiatan yang partisipatif,” terangnya.
Selain itu, keluarga dan sekolah juga perlu membangun penalaran dan kesadaran anak, memperbanyak ruang refleksi dalam proses belajar, serta mendorong anak untuk mengenali potensi, keunikan, dan emosinya.
Menurut dia, anak perlu lebih banyak ikut serta dalam kegiatan belajar berbasis masalah, di mana anak didorong untuk melakukan aktivitas yang positif bagi masyarakat.
“Anak tidak boleh teralienasi dari masyarakat. Belajar membangun rasa empati, dan sejak muda dia mengerti bahwa ilmu pengetahuan, keterampilan diri, dan kompetensi sosialnya bermanfaat bagi orang lain, dengan begitu anak tidak merasa sebagai useless generation,” tutup Rizal.